Jakarta, FORTUNE - DBS Group memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi RI mampu tembus 5 persen di tahun 2023.
Dalam laporan bertajuk Indonesia Outlook 2023, DBS melihat komponen ekonomi RI telah kembali ke tingkat pra-pandemi. Tak hanya itu, ekonomi RI juga mendapat manfaat dari pertemuan berbagai katalis menguntungkan.
"Indonesia sebagai pasar negara berkembang terbesar keenam berdasarkan PDB, membuat kemajuan berarti dalam menarik investasi asing dan mengubah orientasinya menjadi pemain komoditas bernilai tambah, basis konsumen digital besar," tulis laporan yang dikutip di Jakarta, Jumat (9/12).
Harga komoditas diprediksi bakal kembali normal
Selain itu, permintaan domestik juga diperkirakan akan kembali normal. DBS juga memperkirakan dampak kenaikan harga komoditas yang akan mengurangi pengangguran, dan pemulihan sektor jasa, termasuk pariwisata, untuk mendukung daya beli rumah tangga.
"Upah minimum akan dinaikkan hingga 10% pada 2023, setelah dua tahun naik di bawah 2 persen dan mungkin akan tetap tinggi pada 2024, tahun pemilihan umum," tulis laporan tersebut.
Meski sebagian besar kelompok komoditas turun dari tingkat tertingginya pada paruh kedua 2022, namun DBS memperkirakan harga berbagai komoditas ini akan kembali normal pada 2023, namun tidak kembali ke tingkat sebelum pandemi.
Kredit akan tetap kuat
Sementara itu, sentimen bisnis juga diprediksi tetap kuat. Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan kredit yang terus berlanjut secara kuat.
Hal ini didukung oleh likuiditas rupiah cukup saat rasio pinjaman terhadap simpanan berkisar di 81 hingga 82 persen di bawah tingkat sebelum pandemi dan biaya pinjaman belum mencerminkan kenaikan suku bunga.
"Perdagangan barang berjalan sangat baik sepanjang 2022 berkat kenaikan harga minyak sawit, bijih besi, batu bara, dan nikel. Dengan surplus perdagangan dalam sepuluh bulan pertama tahun ini naik 50 persen secara tahunan," tulis laporan.
Suku bunga acuan BI diprediksi capai 5,75% di akhir 2022
DBS menilai, kenaikan tajam harga BBM bersubsidi membuat inflasi utama melampaui target inflasi, yang sebesar 2 persen hinhg 4 persen pada paruh kedua 2022.
Namun demikian, untuk paruh pertama 2023, DBS Group Research memperkirakan angka inflasi akan lebih tinggi namun demikian, pada paruh kedua 2023 inflasi RI akan menurun akibat dapak dari kenaikan suku bunga.
"BI diperkirakan akan menaikkan suku bunga untuk terakhir kali menjadi 5,75 persen, serta mendukung mata uang," tulis laporan.