Digitalisasi Perbankan Buat 2.593 Kantor Cabang Tutup 

Transaksi mobile banking capai Rp4.684 triliun 

Digitalisasi Perbankan Buat 2.593 Kantor Cabang Tutup 
Ilustrasi bank digital. (Shutterstock/Song_about_summer)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat adanya penurunan jaringan kantor bank sejak berkembangnya digitalisasi perbankan dalam tiga tahun terakhir. 

Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Teguh Supangkat menjelaskan, penurunan kantor cabang diiringi dengan peningkatan transaksi digital. 

"Pada periode 3 tahun terakhir pada 2017 sampai Agustus 2021 jaringan kantor bank  tercatat telah mengalami penurunan sejumlah 2.593 kantor," kata Teguh pada Grand Launching Cetak Biru Transformasi Digital Perbankan di Jakarta, Selasa (26/10).
 

Transaksi mobile banking capai Rp4.684 triliun

Teguh menambahkan, peningkatan transaksi mobile banking dan sms banking terus meningkat dalam lima tahun belakangan hingga mencapai Rp4.684 triliun 

"Transaksi dari Rp1.159Triliun di tahun 2016 menjadi Rp4.684 triliun di Agustus 2021 atau naik lebih dari 300 persen," kata Teguh. 

Sementara itu, untuk volume transaksi internet banking meningkat dari Rp13.223 Triliun di  tahun 2016 menjadi Rp20.096 Triliun di Agustus 2021, atau kenaikan  hampir 50 persen. 

Transaksi uang elektronik capai Rp204,9 triliun

OJK juga mencatatkan peningkatan transaksi uang elektronik di perbankan. Transaksi uang elektronik meningkat signifikan dari Rp5,28 triliun pada tahun  2015 menjadi Rp204,9 triliun pada tahun 2020 atau meningkat hampir 4.000 persen.  

Tak hanya itu, OJK juga mencatat peningkatan realisasi layanan perbankan elektronik dan layanan  perbankan digital (LPE/LPD). OJK mencatat kenaikan realisasi LPE/LPD beberapa tahun belakangan.  Pada 2018, terdapat 85 realisasi LPE/LPD, meningkat menjadi 112  realisasi LPE/LPD di tahun 2019, dan 124 realisasi LPE/LPD di tahun  2020.  

OJK luncurkan blueprint digital perbankan

OJK juga meluncurkan cetak biru (blueprint) transformasi digital perbankan sebagai arah dan acuan dalam upaya mempercepat transformasi digital pada industri perbankan nasional agar lebih memiliki daya tahan (resilience), berdaya saing, dan kontributif. 

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana menjelaskan, cetak biru ini berfokus pada lima elemen pengembangan digitalisasi perbankan.  “Peluncuran Cetak Biru ini merupakan gambaran yang lebih konkret atas berbagai inisiatif dan komitmen OJK dalam mendorong akselerasi transformasi digital pada perbankan,” kata Heru Kristiyana . 

Lima element tersebut meliputi data yang mencakup perlindungan data, transfer data, dan tata kelola data. Element kedua ialah teknologi yang mencakup tata kelola teknologi informasi, arsitektur teknologi informasi, dan prinsip adopsi teknologi informasi. 

Selain itu ada element manajemen risiko teknologi informasi yang mencakup pula keamanan siber bank umum dan alih daya (outsourcing). Selain itu ada juga element kolaborasi yang mencakup platform sharing, kerjasama bank dalam ekosistem digital. Emelent terakhir ialah tatanan institusi yang mencakup dukungan pendanaan, kepemimpinan, desain organisasi, talenta sumber daya manusia, dan budaya. 

Kelima elemen tersebut merupakan langkah strategis untuk mendorong perbankan dalam menciptakan inovasi produk dan layanan keuangan yang dapat memenuhi ekspektasi konsumen dan berorientasi pada konsumen.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Microsoft Umumkan Investasi Rp27 Triliun di Indonesia
Laba PTRO Q1-2024 Amblas 94,4% Jadi US$163 Ribu, Ini Penyebabnya
Waspada IHSG Balik Arah ke Zona Merah Pascalibur
Laba Q1-2024 PTBA Menyusut 31,9 Persen Menjadi Rp790,9 Miliar
Laba Q1-2024 Antam Tergerus 85,66 Persen Menjadi Rp238,37 Miliar