Jakarta FORTUNE - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengingatkan, Indonesia harus selalu mewaspadai ancaman gejolak ekonomi global yang belum mereda.
Menurutnya, terdapat lima permasalahan ekonomi global yang akan dihadapi di masa mendatang. Hal ini perlu diwaspadai agar tak berdampak yang besar bagi ekonomi dalam negeri.
"Dunia memang masih bergejolak. Oleh karena itu, kita harus senantiasa waspada. Ada lima permasalahan global yang akan kita hadapi ke depan," kata Perry melalui konferensi video di Jakarta, Rabu (14/12).
Pertumbuhan ekonomi dunia dan inflasi
Pertama, BI berharap seluruh pihak untuk mewaspadai pertumbuhan ekonomi dunia akan menurun. Hal ini pula yang menimbulkan fenomena slow growth dan meningkatnya risiko resesi di Amerika Serikat (AS)dan Eropa.
Sebelumnya, Perry mengatakan, ekonomi AS diprediksi hanya mencapai 1,2 persen dan Eropa 0,7 persen di 2023.
Permasalahan kedua terkait inflasi global. Inflasi akan melambung akibat kenaikan harga energi dan pangan global yang masih tinggi. Bahkan inflasi global diprediksi capai 9,2 persen. Inflasi global ini disumbang oleh negara-negara maju maupun berkembang di mana inflasi yang terjadi di negara berkembang akan lebih tinggi.
Suku bunga tinggi hingga nilai tukar
Ketiga, waspadai suku bunga acuan yang tinggi. BI memperkirakan suku bunga Bank Sentral AS, Federal Reserve (Fed) dapat mencapai lima persen dalam merespons inflasi dan kemungkinan akan tetap tinggi selama tahun 2023.
Permasalahan keempat ialah nilai tukar. Kuatnya dolar AS akan menimbulkan tekanan atau depresiasi terhadap berbagai mata uang dunia, termasuk rupiah. BI mencatat nilai tukar rupiah sampai dengan 16 November 2022 terdepresiasi 8,65 persen dibandingkan dengan level akhir 2021 (year-to-date/ytd).
Kelima, cash is the king. Fenomena uang tunai lebih berharga dari instrumen investasi lainnya saat ini masih menjadi momok. Para investor global ada kecenderungan menarik dananya dari emerging markets ke aset likuid untuk menghindari risiko.
Untuk menghadapi gejolak global, Perry mengatakan semua pihak harus memperkuat sinergi dan kolaborasi, kerja sama, bersatu padu dan bersama jaga momentum pemulihan ekonomi. Menurutnya, sinergi menjadi kata kunci untuk ketahanan, pemulihan, dan kebangkitan ekonomi nasional.
"Itu telah terbukti selama kita mengatasi pandemi. Kita terhindar dari krisis ekokomi berkat sinergi erat antara BI pemerintah dan KSSK," katanya.