Inflasi Inti RI diprediksi Merangkak Naik jadi 3,5% Ini Penyebabnya

Ekonomi Indonesia masih mampu hadapi gejolak global.

Inflasi Inti RI diprediksi Merangkak Naik jadi 3,5% Ini Penyebabnya
Shutterstock/Luis A. Orozco
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Chief Economist Citi Indonesia, Helmi Arman memperkirakan inflasi inti Indonesia bakal merangkak naik hingga 3,5 persen di akhir 2022. 

Seperti diketahui, Bank Indonesia (BI) mencatat inflasi inti pada Juli 2022 masih terjaga di level rendah yakni 2,86 persen secara tahunan (yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan inflasi inti Juni 2022 yang masih 2,63 persen secara yoy. 

Dirinya menjelaskan, kenaikan inflasi inti akan dipengaruhi oleh bisnis-bisnis jasa yang mulai menyesuaikan tarif, setelah sebelumnya saat pandemi mengalami penurunan bisnis. 

"Jadi inflasi inti selama 2 tahun pandemi sangat rendah, ini karena banyak bisnis-bisnis jasa di Indonesia yang tidak menyesuaikan harga karena aktivitas dan demand untuk jasa-jasa memang lemah sekali di masa pandemi," jelas Helmi saat konferensi pers di Hotel Langham Jakarta, Kamis (11/9). 

Inflasi umum sudah di batas atas

Pedagang sayur mayur menunggu pembeli di Pasar Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (1/11/2021). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/wsj.

Helmi menambahkan, kenaikan inflasi ini menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi Pemerintah Indonesia ke depan untuk menjaga momentum pemulihan  ekonomi. 

Di sisi lain, inflasi umum RI pada Juli 2022 tercatat naik cukup tinggi dari 4,35 persen secara yoy di Juni 2022 menjadi 4,94 persen secara yoy. Dengan demikian, Helmi menyebut inflasi umum sudah berada di batas atas dan diperkirakan bakal bergerak turun. 

"Inflasi sedang bergerak naik dan 2 bulan terakhir, ini naiknya cukup cepat. Tapi menurut kami inflasi umumnya ini sudah overshoot dan perkiraan kami tidak lama lagi akan mulai bergerak turun," ucapnya. 

Ekonomi Indonesia masih mampu hadapi gejolak global

Deretan gedung bertingkat di Jakarta, Senin (25/4/2022). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.

Meski demikian, Helmi tetap optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia di 5,44 persen (yoy) di kuartal II-2022 mampu menghadapi gejolak ketidakpastian global. 

Helmi Arman mengatakan, pertumbuhan ekonomi didorong oleh meningkatnya pasar ekspor ke negara-negara besar dunia terutama China. "Ekspor kita meningkat market share ke cina terutama 5 sampai 7 tahun terakhir masuk investasi yang cukup besar ke logam dasar," kata Helmi. 

Ia menjelaskan, aktifitas di sektor swasta juga mengalami pemulihan dalam bentuk konsumsi maupun investasi, meskipun pada awal pandemi pemerintah secara perlahan menarik stimulus secara besar-besaran.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Saham Anjlok, Problem Starbucks Tak Hanya Aksi Boikot
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M