Tips Mengelola Keuangan bagi Generasi Sandwich

Generasi sandwich diharapkan bisa mengelola keuangan.

Tips Mengelola Keuangan bagi Generasi Sandwich
Ilustrasi pengasuhan anak atau parenting. Shutterstock/fizkes
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Apakah kita pernah merasakan uang gajian yang mudah habis dalam sekejap? Bukan karena belanja online atau memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun uang tersebut digunakan untuk membiayai orang tua, memenuhi kebutuhan keluarga hingga anak.

Kondisi terhimpit kebutuhan finansial tersebut sangat mirip dengan roti lapis. Seperti kita tahu, isian roti lapis terimpit oleh roti di bagian atas dan bawahnya. Kondisi ini mirip dengan generasi sandwich yang berusia produktif namun penghasilannya cepat habis karena harus menghidupi orang tua sebagai generasi atasnya dan anak atau generasi di bawahnya.

Masuk ke jajaran sandwich generation dinilai susah untuk mengatur keuangan karena menghidupi banyak orang bersamaan. Oleh karena itu, Wealth Management Head Bank OCBC NISP Juky Mariska mengungkapkan tips mengelola keuangan bagi generasi sandwich.

Kelola penghasilan dengan bijak

Generasi sandwich bisa memakai rumus 50/30/20 atau 40/30/20/10 untuk mengelola gaji. Dengan menggunakan rumus ini, generasi sandwich bisa membagi penghasilan menjadi 50 persen untuk kebutuhan seperti bayar cicilan, tagihan, belanja bulanan dan lainnya. Setelah itu 30 persen bisa masukan ke bagian untuk hiburan dan keinginan. Sisanya 10 persen untuk ditabung. 

Sementara itu untuk rumus 40/30/20/10 ialah 40 persen untuk kebutuhan, 30 persen untuk kewajiban, 20 persen untuk di tabung dan 10 persen untuk berdonasi atau kebaikan lain. Selain itu, generasi sandwich juga bisa mencatat arus kas keluar masuknya uang yang sangat penting. Hal itu dapat membantu kita untuk mengetahui pergerakan keuangan kamu setiap bulannya.

“Dengan begitu, kamu bisa menentukan rencana keuangan untuk bulan ini dan bulan berikutnya dengan baik,” kata Juky melalui keterangan resmi di Jakarta, Selasa (7/6).

Tambah sumber penghasilan

Untuk memperbaiki kondisi keuangan, generasi sandwich juga bisa menambah sumber penghasilan dengan cara menyiapkan pasif income di luar active income. Misalnya dengan berinvestasi, menyewakan properti, kemitraan dan lainnya.

Saat ini jenis investasi sudah semakin berkembang, kita bisa dengan mudah memilih produk mana yang cocok untuk kamu dan tentu saja menanamkan kedisplinan dan diversifikasi investasi.

“Saat ini, menabung secara tradisional tidak cukup. Tabungan harus ditransformasikan agar memberikan hasil yang optimal dan hal ini dapat dilakukan dengan melakukan diversifikasi tabungan dengan menempatkan dana tabungan di berbagai instrumen keuangan yang terjangkau. Bank OCBC NISP memiliki berbagai instrumen keuangan yang dapat membantu generasi muda untuk dapat mulai berinvestasi sesuai dengan risiko profil yang dimiliki,” ujar Juky Mariska.

Siapkan program pensiun dan asuransi

Menyiapkan dana pensiun adalah hal yang penting untuk memutus rantai generasi sandwich. Kita bisa menyisihkan sebagian dari penghasilan agar bisa diinvestasikan untuk dana pensiun. Jika kita rutin untuk menginvestasikan penghasilan untuk dana pensiun, maka tidak membebani anak-anak yang sudah beranjak dewasa.

Selain itu, generasi sandwich juga bisa mempunyai asuransi kesehatan, biaya pengobatan bisa ditanggungkan oleh asuransi sesuai dengan kontrak dan kesepakatan bersama. Jadi kita tidak akan memerlukan biaya besar ketika harus berobat.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Saham Anjlok, Problem Starbucks Tak Hanya Aksi Boikot
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M