Ini Upaya OJK Perkuat Pengawasan Teknologi Bank

OSIDA bakal diterapkan di IKNB dan pasar modal.

Ini Upaya OJK Perkuat Pengawasan Teknologi Bank
ShutterStock/Chan2545
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mengembangkan teknologi pengawasan industri jasa keuangan (IJK) dengan meresmikan OJK Suptech Integrated Data Analytics (OSIDA). 

OSIDA ialah implementasi pengembangan Supervisory Technology (Suptech) yang mengotomasi analisis data laporan IJK. 

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana mengatakan, pengembangan suptech dilakukan mengingat transformasi digital di bidang perbankan menghasilkan data yang sangat besar. 

“Pemanfaatan Suptech meningkatkan otomasi proses dan kemampuan analisis terhadap aktivitas bisnis yang dilakukan oleh industri keuangan, serta memberikan informasi yang lebih komprehensif bagi OJK untuk dapat melakukan supervisory actions dengan lebih dini,” kata Heru melalui keterangan resmi di Jakarta, Selasa (29/3). 

Cara kerja pengawasan OSIDA

Menurutnya, melalui OSIDA pengawasan industri jasa keuangan, khususnya perbankan akan memiliki pendekatan dan metodologi yang berbeda dibandingkan dengan yang dijalankan sebelumnya. 

Penerapan OSIDA juga menunjukkan bahwa pengawasan industri jasa keuangan terus berbenah, menyesuaikan dengan lingkungan yang terus bergerak secara dinamis. 

"Penggunaan OSIDA akan mendeteksi sinyal early warning dan compliance check sebagai indikasi awal kelemahan governance pada aktivitas bisnis bank, potensi fraud, manipulasi data, dan ketidakpatuhan pada ketentuan," jelas Haru. 

Sehingga OSIDA membantu Pengawas OJK agar dapat melakukan intervensi dan supervisory actions lebih dini sebagai langkah antisipatif. 

Ruang lingkup data pengawasan

Fungsi data analytics OSIDA saat ini mencakup pengolahan data pelaporan BI-Antasena, Big Data Analytics untuk mengolah data pelaporan SLIK. 

Selain itu, Sistem Artificial Intelligence based control for Incompliance and Irregularity (AICII) juga bisa mengolah data pelaporan BPR melalui APOLO.   

Pada implementasi tahap awal, skenario analytics OSIDA masih pada lingkup analisis per individu bank dan industry-wide perbankan. 

OSIDA bakal diterapkan di IKNB dan pasar modal

Pengembangan OSIDA lebih lanjut tambah Heru akan meliputi data Pasar Modal dan Industri Keuanhan Non Bank (IKNB) agar dapat dilakukan analisis cross-sectoral secara terintegrasi untuk mendeteksi peningkatan risiko pada satu sektor yang dapat berefek ke sektor lainnya.   

Selain itu, pengembangan kapabilitas untuk mengolah data unstructured dari sumber eksternal seperti Reuters, media sosial, berita online, dan lainnya, akan dapat lebih lanjut meningkatkan kemampuan OSIDA untuk memberikan insights yang lebih mendalam serta red-flags terkait IJK yang diawasi. 

Hasil olahan OSIDA sudah dapat diakses oleh seluruh Pengawas Bank di Kantor Pusat, Kantor Regional dan Kantor OJK secara langsung melalui PC atau Notebook-nya masing-masing.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus tapi Iuran Tetap Beda, Seperti Apa?
TDS 3 in Jakarta: NCT Dream, Sebuah Ikon Pertumbuhan
IBM Indonesia Ungkap Fungsi WatsonX Bagi Digitalisasi Sektor Keuangan
Ulang Tahun ke-22, Starbucks Indonesia Donasi Rp5 Miliar ke Gaza
Perkuat Ekosistem Kuliner Jepang, J Trust Gandeng Kushikatsu Daruma
Saat Bos Starbucks Bicara Persaingan dengan Brand Kopi Lokal