Investasi Rendah Karbon Turut Pangkas Biaya Emisi Perusahaan

Ini 5 negara konsumen energi terbesar.

Investasi Rendah Karbon Turut Pangkas Biaya Emisi Perusahaan
Ilustrasi karbon netral. (Pixabay/Geralt)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Investasi rendah karbon merupakan cara tercepat dan paling efektif untuk memangkas biaya energi dan emisi gas rumah kaca di perusahaan

Hal tersebut tertuang pada laporan “Industrial Energy Efficiency Playbook” yang mencakup 10 aksi nyata yang dapat dilakukan sektor bisnis dalam meningkatkan efisiensi energi, mengurangi beban biaya, dan menurunkan emisi saat ini. 

Laporan ini merupakan hasil wawancara sejumlah organisasi multinasional, yakni ABB, Alfa Laval, DHL Group, IEA, Microsoft serta ETH Zürich, Institut Teknologi Federal Swiss. Para kontributor studi tersebut merekomendasikan beberapa solusi strategis, mulai dari audit energi hingga penentuan ukuran mesin industri yang tepat. 

"Investasi rendah karbon serta pengembangan model bisnis sirkular muncul sebagai peluang terbaik yang fokus pada prospek bisnis jangka pendek terhadap upaya pengurangan emisi," kata Kevin Lane, Senior Program Manager, Energy Efficiency dari International Energy Agency (IEA). 
 

Ini 5 negara konsumen energi terbesar

Bendera negara-negara G20. (Tangkapan layar)

Menurut IEA, terdapat lima (5) negara konsumen energi terbesar di dunia, yaitu Cina, Amerika Serikat, India, Rusia, dan Jepang. 

Konsumsi energi tersebut menyebabkan peningkatan beban biaya di tengah inflasi dunia saat ini. Tidak hanya itu, hal ini juga mengakibatkan produksi sembilan gigaton CO2, setara dengan 45 persen total emisi langsung yang dihasilkan sektor pengguna akhir pada 2021.

Industri gas hingga batu bara jadi penyumbang permintaan listrik global

Pembangunan proyek hilirisasi batu bara jadi Dimetil Eter (DME) di Muara Enim, Sumatra Selatan, diperkirakan mendatangkan investasi. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Di sisi lain, industri gas alam hingga batu bara juga tercatat memiliki pangsa pasar besar di dunia, yang bertanggung jawab terhadap 42 persen total permintaan listrik global.  

Tarak Mehta, President Motion Business Area ABB, menjelaskan  kemajuan teknologi efisiensi energi memungkinkan industri untuk melakukan efisiensi secara signifikan tanpa perlu mematikan lampu dan menghentikan produksi untuk menghemat biaya. 

Rekomendasi lebih lanjut menyebutkan pemasangan variable speed drive dapat meningkatkan efisiensi energi pada sistem penggerak motor hingga 30 persen, yang dapat menekan beban biaya dan mengurangi emisi. 

Jika lebih dari 300 juta sistem kelistrikan industri berbasis motor yang saat ini beroperasi dapat diganti dengan penggerak motor yang lebih optimal dan memiliki efesiensi tinggi, hal ini akan mengurangi konsumsi listrik global hingga 10 persen.

Related Topics

Biaya EmisiInvestasi

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Membuat Akun PayPal dengan Mudah, Tanpa Kartu Kredit!
UOB Sediakan Kartu Kredit Khusus Wanita, Miliki Nasabah 70 ribu
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus tapi Iuran Tetap Beda, Seperti Apa?
IBM Indonesia Ungkap Fungsi WatsonX Bagi Digitalisasi Sektor Keuangan
Survei BI: Tren Harga Rumah Tapak Masih Naik di Awal 2024
Saksi Sidang Kasus Korupsi Tol MBZ Sebut Mutu Beton Tak Sesuai SNI