Laba Bank Jago Menyusut jadi Rp15,9 miliar di 2022

DPK Bank Jago tumbuh 125%, ini penopangnya.

Laba Bank Jago Menyusut jadi Rp15,9 miliar di 2022
Jajaran Direksi Bank Jago Pada Paparan Kinerja 2022/Fortune Indonesia Suheriadi
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Bank Jago Tbk (Bank Jago) mencatatkan laba bersih senilai Rp15,9 miliar di 2022, turun dibandingkan dengan tahun 2021 senilai Rp86 miliar. Meski demikian, Bank Jago mencatatkan laba sebelum pajak sebesar Rp20 miliar, naik dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp9 miliar. 

Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar menjelaskan, sepanjang tahun 2020 Bank Jago melakukan inovasi dan kolaborasi baru, seperti peluncuran Aplikasi Jago Syariah dan integrasi Aplikasi Jago dengan aplikasi untuk mitra usaha GoFood, yaitu GoBiz. 

"Tahun ini kami akan terus berinovasi, memperdalam kolaborasi dengan ekosistem yang sudah ada, serta memperluas kolaborasi dengan ekosistem yang baru agar kami dapat menawarkan life-centric digital financial solution kepada lebih banyak orang,” kata Kharim saat konferensi pers di Menara BTPN Jakarta, Jumat (17/3). 

Ia menambahkan, hingga akhir Desember 2022, Bank Jago memiliki kolaborasi dengan 36 mitra, termasuk 30 mitra untuk penyaluran kredit dan pembiayaan syariah.


 

Kredit tumbuh kuat 76%

Ilustrasi aplikasi Bank Jago. (Shutterstock/farzand01)

Sepanjang 2022, penyaluran kredit dan pembiayaan syariah Bank Jago juga mampu tumbuh 76 persen menjadi Rp 9,43 triliun dibandingkan 2021 yang sebesar Rp 5,37 triliun. 

Ia menjelaskan, pertumbuhan ini tercapai berkat strategi penyaluran kredit dan pembiayaan syariah melalui kolaborasi dengan berbagai mitra (partner). Seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya. 

Dalam rangka menjaga pertumbuhan bisnis yang sehat, Bank Jago menyalurkan kredit dan pembiayaan syariah secara hati-hati dan terukur dengan tetap memperhatikan peluang ekspansi yang ada. Ini terlihat dari rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross di level 1,8 persen atau di bawah rata-rata industri perbankan. 

“Untuk bertumbuh secara cepat dan solid, kami percaya kolaborasi adalah cara yang paling efektif. Kami melakukannya dengan tetap memperhatikan risiko kredit agar Bank Jago dapat tumbuh secara berkelanjutan,” jelas Kharim.

DPK Bank Jago tumbuh 125%, ini penopangnya

Bank Jago. (Dok. Bank Jago)

Dari sisi pendanaan, Bank Jago berhasil menghimpun DPK sebanyak Rp8,27 triliun per akhir 2022. Jumlah ini meningkat 125 persen dari tahun sebelumnya Rp3,68 triliun. Peningkatan DPK didorong oleh pertumbuhan current account and savings account (CASA) sebesar 238 persen dari Rp 1,68 triliun pada 2021 menjadi Rp 5,67 triliun pada 2022. 

Pertumbuhan yang signifikan tersebut mendorong porsi CASA terhadap DPK mencapai 69 persen pada 2022 atau meningkat jauh dari 46 persen pada 2021. Inovasi dan kolaborasi baru pada 2022 juga berhasil mendorong jumlah nasabah funding mencapai lebih dari 5,1 juta nasabah pada akhir tahun lalu atau naik hampir empat kali lipat dibanding akhir 2021 yang tercatat 1,4 juta nasabah.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Microsoft Umumkan Investasi Rp27 Triliun di Indonesia
Laba PTRO Q1-2024 Amblas 94,4% Jadi US$163 Ribu, Ini Penyebabnya
Waspada IHSG Balik Arah ke Zona Merah Pascalibur
Laba Q1-2024 PTBA Menyusut 31,9 Persen Menjadi Rp790,9 Miliar
Laba Q1-2024 Antam Tergerus 85,66 Persen Menjadi Rp238,37 Miliar