Laba Citi Indonesia Susut Rp461 Miliar, Ini Penyebab Utamanya

Laba Citi Indonesia menyusut 67%.

Laba Citi Indonesia Susut Rp461 Miliar, Ini Penyebab Utamanya
Citi Indonesia/Dok. Perusahaan
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Citibank N.A., (Citi Indonesia) membukukan laba bersih senilai Rp461 miliar pada semester pertama tahun 2021. Pencapaian tersebut turun sekitar 67% dari raihan pada periode yang sama tahun lalu di Rp1,4 triliun. 

Berdasarkan laporan keuangannya tercatat, penurunan laba tersebut diakibatkan oleh beberapa penyebab, di antaranya menurunnya pendapatan dan meningkatnya gross NPL. 

CEO Citi Indonesia, Batara Sianturi mengungkapkan, penurunan pendapatan diakibatkan oleh penurunan transaksi perdagangan dan pendapatan bunga bersih.

Penurunan pendapatan bunga bersih

Tercatat, pendapatan bunga bersih Citi Indonesia mencapai Rp1,71 triliun atau turun dibandingkan tahun sebelumnya di Rp2,09 triliun. 

Meski demikian, menurutnya biaya credit impairment Citi Indonesia tetap stabil dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal itu disebabkan oleh peningkatan cadangan credit impairment pada lini Institutional Banking dan berhasil ditopang oleh kinerja positif yang dilakukan oleh lini Consumer Banking. 

“Kami tetap optimis bahwa kondisi bisnis kami akan terus membaik, khususnya melihat upaya percepatan vaksinasi COVID-19. Hal ini tercermin dari berbagai kemajuan dan inovasi yang kami lakukan di berbagai lini bisnis kami, baik di sisi institusional maupun consumer banking," kata Batara melalui keterangan resminya di Jakarta, (28/8). 

NPL yang meningkat

Batara juga menyampaikan, gross NPL Citi Indonesia meningkat menjadi 3,6% dari periode sebelumnya 2,5% sehubungan dengan kualitas kredit dari satu klien korporasi. 

Pihaknya yakin bahwa kualitas portfolio kredit akan tetap dalam kondisi baik karena penerapan asas kehati-hatian dalam manajemen resiko untuk mengatasi dampak dari pandemi. "Selain itu, kami juga terus memastikan kecukupan pencadangan kerugian kredit, dimana kami menjaga rasio Net NPL tetap rendah yaitu sebesar 1%," tambah Batara. 

LDR masih kuat

Tercatat, Citi Indonesia masih memiliki likuiditas yang sangat baik dengan Lending to Deposit Ratio (LDR) sebesar 63,7%. Selain itu, Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) per 30 Juni 2021 sebesar 28%, meningkat dari 26% dari periode yang sama tahun lalu. 

Batara menambahkan, bisnis commercial bank Citi Indonesia juga masih membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 23% selama kuartal kedua 2021 dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Hal tersebut menurutnya sejalan dengan pertumbuhan kredit sebesar 22%. 

Batara menilai, perubahan perilaku nasabah selama pandemi telah diantisipasi sebelumnya melalui pelayanan perbankan digital serta produk-produk dan solusi manajemen kas yang mendorong efektifitas dan efisiensi  bagi nasabah. Selain itu pertumbuhan aktivitas perbankan juga disumbangkan dari beberapa segmen nasabah baru. 

Citi Indonesia juga berhasil meningkatkan transaksi investasi digitalnya sebesar 60% pada 6 semester pertama tahun 2021, di mana hal ini memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan bisnis wealth management di tengah pandemi COVID-19.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M