Harga BBM dan Suku Bunga Naik, Bank Tetap Pede Incar Kredit 

BNI hingga Permatabank yakin jaga pertumbuhan kredit.

Harga BBM dan Suku Bunga Naik, Bank Tetap Pede Incar Kredit 
Ilustrasi Kredit/Bing.com
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Industri perbankan masih tetap percaya diri mematok pertumbuhan kredit double digit meski ada kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). 

Hal tersebut tertera pada rencana bisnis bank (RBB) yang disampaikan sejumlah bank ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Bahkan, industri perbankan telah menaikan target pertumbuhan kredit bank dari 7,5 persen menjadi 10,33 persen secara year on year (yoy) pada akhir tahun ini. 

"Kredit direvisi naik pada 2022 diperkirakan optimis tumbuh 10,33 persen. GWM naik jadi 9 persen kami kaji likuiditas di market cukup ample bisa dorong kredit sampai 2022 sesuai target, karena ini sudah melampaui target,” ungkap Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III OJK Slamet Edy Purnomo melalui konferensi pers secara virtual di Jakarta, Selasa (6/9). 

BNI pasang target pertumbuhan kredit 10%

Menara BNI Pejompongan/ Dokumen BNI

Rasa optimistis juga ditanamkan oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI). Bank dengan logo 46 ini berkomitmen untuk menjaga pertumbuhan kredit di kisaran 7 persen hingga 10 persen. Bahkan, BNI tetap menjaga segmen korporasi sebagai salah satu motor pertumbuhan. 

Direktur Corporate & International Banking BNI Silvano Rumantir menyampaikan, fokus BNI untuk ekspansi kepada perusahaan blue chip dilakukan sejalan dengan kebijakan strategis yang sudah ditetapkan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) dengan kebijakan manajemen risiko yang prudent. 

Menurutnya, pertumbuhan bisnis segmen korporasi memberikan multiplier effect yang besar terhadap ekonomi serta dapat menghasilkan portofolio bisnis yang berkelanjutan bagi perseroan. 

“Kami rasa momentum ini masih akan berlanjut di semester kedua tahun ini. Kami melihat masih banyak peluang yang bisa kami garap di segmen korporasi," kata Silvano melalui keterangan resmi di Jakarta, Rabu (7/9). 

Pada semester pertama 2022 ini, BNI berhasil mencatatkan outstanding kredit korporasi sebesar Rp311,2 triliun, atau naik 8,28 persen (yoy) terutama didorong oleh pertumbuhan di segmen korporasi blue chip. 

Permatabank yakin mampu jaga pertumbuhan kredit

Ilustrasi Pelayanan Cabang PermataBank/Dok PermataBank

Di sisi lain, PT Bank Permata Tbk (Permatabank) juga mengaku optimistis dapat mencapai target pertumbuhan kredit sampai akhir tahun 2022. 

Direktur Retail Banking Bank Permata Djumariah Tenteram bahkan menyatakan, kenaikan suku bunga dan gejolak kenaikan BBM dalam jangka pendek belum begitu berdampak ke kinerja perseroan. 

"Walaupun BI rate baru naik, BBM naik, tapi kami melihat bahwa sampai dengan akhir tahun ini kita cukup optimis apa yang kita wacanakan bisa penuhi, targetnya masih bisa dicapai," ujar Djumariah pada paparan kinerja secara virtual di Jakarta, Selasa, (6/9). 

Meski demikian, pihaknya belum mau mengungkapkan angka pertumbuhan kredit di akhir tahun ini. Dirinya hanya menyampaikan rasa optimisme dapat menjaga pertumbuhan yang telah dibukukan hingga pertengahan tahun ini. Tercatat, penyaluran kredit kepada masyarakat hingga semester I-2022 masih tumbuh kuat 11,4 persen (yoy) menjadi sebesar Rp134,7 triliun. Hal tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan kredit korporasi dan KPR masing-masing sebesar 14,2 persen dan 19,5 persen.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M