Jakarta, FORTUNE - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memandang bisnis perbankan pada tahun 2023 mendatang masih sangat manageable dan akan terus tumbuh di tengah tren kenaikan suku bunga acuan. Hal tersebut diungkapkan Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae pada Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK edisi Desember 2022.
“Berdasarkan data kinerja perbankan (di akhir tahun) masih baik dan risiko kredit yang menurun. Likuiditas juga sangat ample dan terjaga stabil,” kata Dian melalui konferensi video di Jakarta, Selasa (6/12).
Dian menjelaskan, likuiditas industri perbankan pada Oktober 2022 dalam level yang memadai dengan rasio-rasio likuditas yang terjaga. Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) masing-masing sebesar 130,17 persen dan 29,46 persen, jauh di atas ambang batas ketentuan masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen.
Kredit bank diprediksi tetap mocer di 2023
Tak hanya itu, Dian juga memandang aliran penyaluran kredit masih akan tetap deras di tahun 2023. Hal tersebut sesuai dengan Rencana Bisnis Bank (RBB) yang telah dicanangkan oleh bank.
“Masalah forecaseing, kita sekarang masih lakukan kompilasi RBB bank. Dari berbagai hasil analisis kita dengan teman teman perbankan pertumbuhan kredit akan semakin tumbuh kuat,” kata Dian.
Kredit perbankan pada Oktober 2022 tumbuh meningkat menjadi 11,95 persen secara year on year (yoy), utamanya ditopang oleh kredit investasi yang tumbuh sebesar 13,65 persen (yoy). Adapun, secara mtm, nominal kredit perbankan naik sebesar Rp58,61 triliun menjadi Rp6.333,51 triliun.
Sementara itu, risiko kredit juga melanjutkan penurunan dengan rasio NPL net perbankan sebesar 0,78 persen dengan NPL gross 2,72 persen. Di sisi lain, kredit restrukturisasi Covid-19 juga kembali mencatatkan penurunan sebesar Rp5,57 triliun menjadi Rp514,07 triliun dengan jumlah nasabah juga menurun menjadi 2,55 juta nasabah pada Oktober 2022.
DPK tumbuh 9,41% di Oktober 2022
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2022 tercatat tumbuh 9,41 persen (yoy) menjadi Rp7.927 triliun, meningkat dari laju pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,77 persen (yoy), utamanya didorong peningkatan giro.
Di sisi lain, Posisi Devisa Neto (PDN) Oktober 2022 tercatat sebesar 2,01 persen, jauh di bawah threshold 20 persen. Capital Adequacy Ratio (CAR) industri Perbankan tercatat meningkat menjadi 25,13 persen dari posisi September 2022 yang sebesar 25,09 persen.