Pandemi Dorong Percepatan Digitalisasi Layanan Asuransi

Tiga gelombang inovasi dorong evolusi bisnis asuransi.

Pandemi Dorong Percepatan Digitalisasi Layanan Asuransi
Garda Healthtech. (dok. Astra)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta,FORTUNE - Inovasi digital merupakan salah satu fokus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di tengah pandemi.  AAJI percaya bahwa teknologi akan membawa solusi  untuk mengatasi berbagai tantangan. 

Dalam Webinar Digital Risk Management in Insurance (DRiM), Luhut Binsar Pandjaitan selaku Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI bahkan menyampaikan bahwa Industri asuransi jiwa memiliki kesempatan pengembangan pasar yang sangat besar meskipun di tengah tantangan dan perubahan yang terjadi saat ini. 

“Industri asuransi yang secara konsisten telah berperan aktif dalam bertransformasi dan terus melakukan inovasi mendukung upaya Pemerintah dalam menjaga kestabilan ekonomi serta memperkuat ketahanan masyarakat dan memberikan perlindungan bagi masyarakat Indonesia,” tutur Luhut pada keterangan resmi di Jakarta (12/11). 

Perlu regulasi

Mochammad Ihsanuddin, Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) II OJK juga mengungkapkan pentingnya aturan dalam inovasi digital. Dirinya menjelaskan, dalam hal kebijakan OJK telah menerbitkan POJK Nomor 4/POJK.05/2021 Tentang Manajemen Risiko Dalam Penggunaan Teknologi Informasi Oleh Lembaga Jasa Keuangan Non-bank pada Maret lalu. 

Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan bisnis Lembaga Jasa Keuangan Non-bank (LJKNB) dan melindungi kepentingan LJKNB dan konsumen. 

“Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat dan bersifat disruptif mendorong peningkatan penggunaan teknologi informasi di sektor Industri Keuangan Non-bank (IKNB). Penggunaan teknologi informasi memiliki potensi risiko yang dapat merugikan LJKNB dan konsumen” ujar Ihsanuddin. 

Menurutnya, industri asuransi jiwa sebagai salah satu subjek pengaturan dari kebijakan telah mulai menyelenggarakan sosialisasi dan edukasi yang baik mengenai manajemen risiko digital. 

Tiga gelombang inovasi asuransi digital dorong evolusi bisnis

Dalam kesempatan tersebut, Tek Yew Chia selaku Head of Insurance Asia-Pacific and Vice Chairman Singapura Oliver Wyman menyampaikan tiga gelombang inovasi asuransi digital yang mendorong evolusi bisnis. 

Dirinya mengatakan,  gelombang ini terjadi akibat adanya peningkatan layanan berbasis teknologi, sistem integrasi antara ekosistem online pada penyedia jasa asuransi. 

Pada gelombang pertama menurutnya ialah adanya fokus awal untuk meningkatkan proses value chain dan produk yang ada melalui digitalisasi. Sedangkan di gelombang kedua, adanya pengembangan lebih lanjut dengan optimalisasi value chain secara bertahap dengan mengintegrasikan produk asuransi ke dalam ekosistem yang berbeda. 

"Ketiga adalah terjadinya perluasan solusi teknologi jangka panjang yang bertujuan menyediakan suatu paket kustomisasi produk keuangan dan jasa teknologi lainnya,” kata Yew.

Tren perilaku konsumen mulai bergeser

Sementara itu, Yuswohady selaku Managing Partner Inventure menyampaikan mengenai tren perilaku konsumen yang mulai bergeser. Semenjak pandemi merebak, menurutnya terjadi lima pergeseran besar pada konsumen digital.

Pada pergeseran pertama ialah pergeseran habitat kegiatan konsumen dari penggunaan ruangan untuk beraktivitas menjadi penggunaan layar gadget. Kedua, dorongan untuk memperdalam dan memperluas adopsi digital. "Pelaku bisnis di semua industri harus segera membangun digital ekosistem," kata Yuswohady.

Pergeseran ketiga lanjutnya, akan ada pergeseran atau berpalingnya konsumen menjadi semakin contactless meninggalkan touchpoint fisik. Dan keempat, strategi pemasaran omnichannel bakal menjadi standar industri dengan mengintegrasikan saluran konvensional maupun digital. Terakhir, adanya kebutuhan terhadap privasi konsumen dan paradigma baru di ranah komunikasi pemasaran yang semakin personal. 

“Adanya peningkatan risiko kejahatan cyber security, di kala semua aktivitas harus ditunjang oleh aplikasi dan sistem berbasis online, maka ancaman cyber security harus diminimalisir. Apalagi ketika platform digital memungkinkan proses komunikasi pemasaran berawal dan berfokus pada konsumen. Marketer harus memahami keinginan konsumen berikut channel interaksinya, baru kemudian kustomisasi pesan disampaikan personal ke konsumen,”  jelasnya.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus tapi Iuran Tetap Beda, Seperti Apa?
TDS 3 in Jakarta: NCT Dream, Sebuah Ikon Pertumbuhan
IBM Indonesia Ungkap Fungsi WatsonX Bagi Digitalisasi Sektor Keuangan
Ulang Tahun ke-22, Starbucks Indonesia Donasi Rp5 Miliar ke Gaza
Perkuat Ekosistem Kuliner Jepang, J Trust Gandeng Kushikatsu Daruma
Saat Bos Starbucks Bicara Persaingan dengan Brand Kopi Lokal