Masuk Holding UMi, Pegadaian Ekspansi 100 Gerai Layanan Bersama

Gerai layanan bersama holding UMi melibatkan BRI dan PNM.

Masuk Holding UMi, Pegadaian Ekspansi 100 Gerai Layanan Bersama
Holding UMi/ Dokumen BRI
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Seiring hadirnya Holding Ultra Mikro (UMi), PT Pegadaian (Persero) (Pegadaian) siap mengoptimalkan kinerja melalui sinergi 100 gerai layanan. Selain Pegadaian, kerja sama co-location ini melibatkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebagai induk dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) (PNM). 

Outlet co-location merupakan perluasan titik layanan nasabah dengan memanfaatkan jaringan bersama antara BRI, Pegadaian, PNM dalam bentuk Sentra Layanan Ultra Mikro (SENYUM). Perluasan dan peningkatan akses layanan keuangan tersebut menjadi salah satu inisiatif rencana pasca integrasi tiga entitas BUMN yang selama ini dikenal fokus dalam pembiayaan dan pemberdayaan usaha mikro dan ultra mikro ke dalam Holding Ultra Mikro. 

Direktur Keuangan dan Perencanaan Strategis Pegadaian Ninis Kesuma Adriani mengatakan melalui Holding UMi saat ini perseroan sudah melakukan piloting terhadap integrasi gerai-gerai potensial. Melalui langkah tersebut, Pegadaian berharap dapat mendorong ekspansi kinerja lebih maksimal pada sisa tahun ini. 

"Yang sekarang sedang dikerjakan antara lain piloting untuk co-location. Dalam satu lokasi, ada layanan BRI, Pegadaian dan PNM. Ditargetkan ada 100 titik co-location [hingga akhir tahun]. Itu yang kami optimalkan," kata Ninis melalui keterangan resminya di Jakarta, (28/9). 

Kolaborasi teknologi

Selain itu, lanjut Ninis, integrasi kinerja bersama BRI dan PNM melalui Holding Ultra Mikro juga akan dilakukan dari sisi teknologi informasi. Khususnya dalam hal digital acquisition sales platform yang nantinya akan dipakai para tenaga pemasaran secara bersama dari ketiga entitas BUMN yang dikenal kuat dalam pemberdayaan ekonomi wong cilik tersebut. 

Menurutnya melalui integrasi tersebut diharapkan kinerja perseroan akan terjaga positif pada paruh kedua tahun ini. Terlebih di masa pandemi Covid-19 kondisi pasar memang masih cukup menantang. "Integrasi ini dilakukan agar penawaran produk-produk  ke nasabah dapat lebih sesuai dengan kebutuhan dan kondisi usaha," ujar dia. 

Untuk itu, Ninis mengungkapkan Pegadaian akan menerapkan strategi pendukung seperti shifting kegiatan pemasaran dan penjualan melalui seminar daring.  Dengan demikian langkah perseroan dapat selaras dengan konsep besar Holding UMi. 

Perseroan pun akan mengoptimalkan pasar instansi kelembagaan atau business to business (B2B). Optimalisasi pasar di sektor tersebut perlu ditempuh agar produk yang sesuai dengan kondisi saat ini seperti program Gadai Harian dapat terus berkembang. "Kami juga akan masih tetap mengoptimalkan transaksi pada aplikasi Pegadaian Digital," katanya. 

Holding UMi perkuat penetrasi bisnis

Sementara itu, Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto mengatakan sinergi bersama BRI dan PNM akan menutupi salah satu kelemahan perseroan, yaitu terkait jumlah jaringan bisnis. Melalui Holding UMi akan semakin memperkuat dan memperdalam penetrasi bisnis BUMN dengan basis usaha gadai tersebut. 

“Pegadaian ini cabangnya tidak sebanyak bank BRI, agennya tidak sebanyak bank BRI. Itu adalah salah satu kelemahan Pegadaian, outreach kita itu sangat terbatas, dan hanya banyak di kota-kota besar. Nah, dengan bergabungnya kita dengan BRI dan juga dengan PNM, ini merupakan tambahan source yang luar biasa,” tuturnya optimistis. 

Oleh karena itu, Holding UMi menurutnya akan memperluas jangkauan perseroan dengan sokongan jejaring bisnis BRI maupun PNM. Harapannya masyarakat akan mendapat akses pembiayaan yang jauh lebih murah, jauh lebih mudah dan sangat terpercaya. 

Dia pun mengatakan, BRI sebagai bank terbesar di Tanah Air akan membantu pihaknya juga PNM terkait pendanaan. Pasalnya, Pegadaian adalah institusi pemberi jasa layanan keuangan yang tidak boleh menghimpun dana dari masyarakat. Namun menggunakan dana pinjaman. 

“Dengan adanya bantuan dari induk tentunya kita akan mendapatkan cost of fund yang jauh lebih murah, dan tentunya kita akan langsung pass through kepada nasabah kita sehingga, paling telat bulan November melalui Holding UMi sudah bisa menurunkan suku bunga terhadap masyarakat,” ujarnya. 

Adapun potensi jejaring bisnis ketiga entitas BUMN tersebut meliputi BRI dengan 9.618 jaringan kantor dan 470.00 Agen BRILink. Pegadaian 4.915 gerai layanan, sedangkan PNM 2.860 gerai layanan dan sekitar 50.000 tenaga pemasar. 

Kinerja Pegadaian masih solid

Sementara itu, kinerja Pegadaian sepanjang semester I/2021 naik tipis 2,9 persen (YoY)  menjadi Rp10,43 triliun dari Rp10,13 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Sedangkan, laba bersih turun 15 persen (YoY) dari Rp1,53 triliun menjadi Rp1,3 triliun. 

Di sisi jumlah nasabah, hingga 30 Juni 2021 Pegadaian mencatat kenaikan sekitar 21,4 persen (YoY) menjadi 18 juta orang. Penambahan nasabah ini berdampak pada peningkatan omset bisnis gadai yang tumbuh 6,1 persen (YoY) dari Rp 75,57 triliun menjadi Rp 80,18 triliun. 

Kenaikan omset tersebut terdiri dari gadai konvensional naik 5,9 persen (YoY) dari Rp 64,21 triliun menjadi Rp 67,98 triliun, dan gadai syariah naik 7,4 persen (YoY) dari Rp11,36 triliun menjadi Rp 12,2 triliun. Dengan hadirnya Holding UMi, Kuswiyoto optimistis kinerja ke depan akan semakin terpacu. “Intinya Pegadaian sangat-sangat diuntungkan dalam ekosistem yang baru ini,” tutupnya.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan