Industri Otomotif Mulai Pulih, Laba Adira Finance tumbuh 18,2%

Pembiayaan baru Adira Finance tumbuh 39%.

Industri Otomotif Mulai Pulih, Laba Adira Finance tumbuh 18,2%
Ilustrasi Adira Finance/ Shutterstock Cahyadi Sugi
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta,FORTUNE – PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) berhasil membukukan laba bersih (NPAT) senilai Rp1,2 triliun di sepanjang tahun 2021. Pencapaian tersebut tumbuh 18,2 persen secara year on year (yoy) dibandingkan dengan raihan tahun 2020 di Rp1,02 triliun.

Direktur Utama Adira Finance Hafid Hadeli mengatakan, raihan laba tersebut didukung oleh pemulihan industri otomotif nasional seiring dengan pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh Pemerintah pada tahun 2021. “Seiring dengan mulai pulihnya aktivitas ekonomi domestik, iklim dunia usaha pun ikut berangsur pulih, terutama setelah adanya relaksasi kebijakan,” kata Hafid melalui konfrensi video saat paparan Kinerja Adira Finance di Jakarta, Jumat (11/2).

Pembiayaan baru Adira Finance tumbuh 39%

Sejalan dengan pertumbuhan penjualan industri otomotif di tahun 2021, Adira Finance mencatatkan pembiayaan baru senilai Rp25,9 triliun atau naik 39 persen (yoy).

Hafid menyebut, seluruh segmen mengalami kenaikan terutama pada segmen mobil baru, mobil bekas dan sepeda motor baru. Sementara itu, Piutang pembiayaan yang dikelola Adira Finance tercatat masih menurun sebesar 8 persen (yoy) bila dibandingkan  dengan tahun sebelumnya menjadi Rp 40,4 triliun di 2021.

“Penurunan pada piutang yang dikelola Sebagian disebabkan rundown portfolio yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pembiayaan baru karena penjualan belum kembali ke tingkat pre-Covid,” kata Hadeli.

Restrukturisasi pembiayaan Adira Finance capai Rp19 triliun

Di tahun 2021, Adira Finance juga masih memberikan restrukturisasi kepada nasabah yang terdampak  pandemi Covid-19. Per posisi Desember 2021, jumlah kumulatif nasabah yang pinjamannya telah direstrukturisasi ada sebanyak Rp19 trilliun, sementara akun yang masih dalam periode penundaan pembayaran angsuran hanya sebesar Rp 34 miliar.

Meski demikian, Adira Finance masih bisa mempertahankan rasio gross NPL konsolidasi yang tercatat sebesar 2,3 persen. Hal tersebut menurut Hadeli didukung oleh membaiknya aktivitas ekonomi yang memengaruhi kapasitas pembayaran konsumen.

Pendapatan bunga bersih Adira Finance masih terkontraksi 7%

Dari sisi keuangan, Adira Finance mencatatkan pendapatan bunga sebesar Rp 8,8 triliun, nilai tersebut terkontraksi 15 persen (yoy), terutama karena penurunan  piutang pembiayaan. Sementara itu, beban bunga juga turun sebesar 26 persen (yoy) menjadi Rp3,2 triliun sejalan dengan adanya penurunan pada jumlah pinjaman dan biaya bunga.

Hasilnya, pendapatan bunga bersih tercatat hanya sebesar Rp 5,6 triliun atau turun 7 persen apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sedangkan untuk margin bunga bersih Adira Finance masih meningkat menjadi 13,5 persen.

Hasilnya, Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) Adira Finance  masing-masing meningkat menjadi sebesar 4,7 persen dan 14,7 persen dari sebelumnya sebesar 3,1 persen dan 13,3 persen di tahun 2020.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

17 Film Termahal di Dunia, Memiliki Nilai yang Fantastis
Rumah Tapak Diminati, Grup Lippo (LPCK) Raup Marketing Sales Rp325 M
Bea Cukai Kembali Jadi Samsak Kritik Warganet, Ini Respons Sri Mulyani
Ada Modus Bobol Akun Bank via WhatsApp, Begini Cara Mitigasinya
Melonjak 109%, Bank Raya Kantongi Laba Rp9,16 Miliar
Stanchart: Kemenangan Prabowo Tak Serta Merta Tingkatkan Investasi