Pertumbuhan DPK Bank Menyusut ke 7,77%, Masyarakat Alihkan Dana?

CAR perbakan diyakini masih kuat di 24,86%.

Pertumbuhan DPK Bank Menyusut ke 7,77%, Masyarakat Alihkan Dana?
Ilustrasi tumpukan uang tunai/Antarafoto Muhammad Adimaja/YU
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan pada Agustus 2022 hanya mencapai 7,77 persen secara year on year (yoy) atau lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada Juli 2022 sebesar 8,59 persen. 

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menilai, perlambatan simpanan dana masyarakat terjadi akibat sejumlah faktor akibat kondisi perekonomian. "Perlambatan DPK dikontribusikan oleh peningkatan konsumsi masyarakat dan belanja modal korporasi," kata Perry, melalui konferensi video Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, di Jakarta, Kamis (23/9). 

Tak hanya itu, Perry mengatakan, DPK yang menyusut tersebut terjadi akibat preferensi penempatan dana pada aset keuangan lain. Salah satu aset yang terindikasi digemari oleh masyarakat saat ini ialah kepemilikan surat berharga negara (SBN).  

CAR perbakan diyakini masih kuat di 24,86%

Ilustrasi ketersediaan uang tunai Bank Mandiri/Dok Bank Mandiri

Meski demikian, Bank Sentral masih menganggap permodalan perbankan tetap kuat dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio (CAR) Juli 2022 tetap tinggi sebesar 24,86 persen. Sedangkan untuk bulan Agustus 2022, rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) juga masih tinggi mencapai 26,52 persen. 

Seiring dengan kuatnya permodalan, risiko juga tetap terkendali yang tercermin dari rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan /NPL) pada Juli 2022 yang tercatat 2,90 persen (bruto) dan 0,82 persen (neto). 

Kredit tumbuh kuat 10,62%

Ilustrasi Bank Indonesia dalam Uang/Shutterstock E.S Nugraha

Pada sisi lain, BI menyebut intermediasi perbankan terus membaik dan mendukung pemulihan ekonomi.  

Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan kredit pada Agustus 2022 yang tercatat sebesar 10,62 persen (yoy). Perry menyebut, pertumbuhan tersebut ditopang oleh peningkatan di seluruh jenis kredit dan pada mayoritas sektor ekonomi.  

"Dari sisi penawaran, berlanjutnya perbaikan intermediasi perbankan didukung oleh standar penyaluran kredit yang tetap longgar, seiring membaiknya appetite perbankan dalam penyaluran kredit terutama di sektor pertanian, industri, konstruksi, dan perdagangan," jelas Perry. 

Pemulihan intermediasi juga terjadi pada perbankan syariah, dengan pertumbuhan pembiayaan sebesar 18,7 persen (yoy) pada Agustus 2022.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M