Survei BI: Kebutuhan Kredit Rumah Tangga Melambat 

Sumber utang keluarga berasal dari bank hingga kerabat.

Survei BI: Kebutuhan Kredit Rumah Tangga Melambat 
Ilustrasi keuangan rumah tangga (Shutterstock/makistock)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Survei Bank Indonesia (BI) mencatat permintaan pembiayaan pada segmen rumah tangga melambat pada November 2021. 

Persentase responden rumah tangga yang melakukan penambahan utang pada November 2021 tercatat hanya sebesar 7,4 persen dari total responden. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan 8,6 persen dari bulan sebelumnya. 

"Sementara itu, responden rumah tangga yang menyatakan tidak melakukan penambahan pembiayaan tercatat sebesar 92,6 persen dari total responden," kata Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono melalui keterangan resminya di Jakarta, Minggu (19/12).
 

Sumber pembiayaan rumah tangga berasal dari bank umum hingga kerabat

Erwin menambahkan, permintaan pembiayaan pada November 2021 terutama bersumber dari Bank Umum dengan pangsa sebesar 38,9 persen atau sedikit lebih tinggi dibandingkan 37,9 persen pada bulan sebelumnya. 

Sementara itu, sumber pembiayaan lain yang menjadi alternatif pilihan responden rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan antara lain dari koperasi dengan porsi 18,6 persen, leasing porsi 12,4 persen, dan teman atau kerabat dengan porsi  9,7 persen.

Kredit multi guna jadi pengajuan tertinggi di masyarakat

Ditinjau dari jenis pembiayaan yang diajukan rumah tangga pada November 2021, Kredit Multi Guna (KMG) merupakan jenis produk yang paling banyak diajukan dengan pangsa sebesar 43,9 persen dari total pengajuan pembiayaan baru. 

Setelah itu diikuti oleh Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dan KPR masing-masing sebesar 18,2 persen dan 15,2 persen dari total penambahan pembiayaan. 

"Pada November 2021 permintaan KMG, KPR, dan kredit peralatan rumah tangga meningkat, sementara pengajuan baru untuk KKB dan kartu kredit terpantau menurun dibandingkan bulan sebelumnya," jelas Erwin. 

Kebutuhan pembiayaan korporasi masih melambat

Selain itu, BI juga mencatat kebutuhan pembiayaan korporasi terindikasi juga ikut melambat dibandingkan bulan sebelumnya. Hal itu tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 14,8 persen atau melambat dari SBT Oktober 2021 sebesar 16,7 persen. 

Erwin menjelaskan, perlambatan kebutuhan pembiayaan terutama untuk pembiayaan yang bersumber dari dana sendiri, meski masih menjadi sumber pembiayaan utama untuk kegiatan usaha. 

Sementara itu, pembiayaan yang bersumber dari pinjaman perbankan dalam negeri (kredit baru), pemanfaatan kelonggaran tarik dan pinjaman dari perusahaan induk terindikasi meningkat.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Membuat Akun PayPal dengan Mudah, Tanpa Kartu Kredit!
Cara Pinjam Uang dari BPJS Ketenagakerjaan serta Syaratnya
Gandeng Spotify, Boss Creator & Podkemas Asia Hadirkan PODFEST 2024
Stanchart Indonesia Tunjuk Rino Donosepoetro Sebagai Cluster CEO
Pengertian Google SGE, Fitur, dan Cara Mengaktifkannya
Impor Barang Konsumsi Januari-April 2024 Melesat 12,55%, Ini Pemicunya