Tabungan Nasabah Kaya Menyusut, Dana Pengusaha Kabur Jelang Pemilu?

Jelang Pemilu, nasabah kaya cari instrumen yang aman.

Tabungan Nasabah Kaya Menyusut, Dana Pengusaha Kabur Jelang Pemilu?
Ilustrasi Nasabah Kaya/ Shuterstock Khongtam
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa sempat menyatakan bahwa pertumbuhan nilai tabungan Nasabah Kaya dengan saldo simpanan di atas Rp 5 miliar terus mengalami penurunan. Bahkan, berdasarkan data distribusi simpanan LPS hingga November 2023, nominal simpanan dengan tier Rp 5 miliar turun 0,2 persen secara year to date (ytd).

“Dari akhir tahun lalu sampai sekarang turun terus,” kata Purbaya dalam konferensi pers secara virtual yang dikutip di Jakarta, Jumat (2/2). 

Dalam analisa Purbaya, penurunan tabungan nasabah kaya itu terjadi lantaran pengusaha atau korporasi yang masih terus berekspansi bisnis dan memakai tabungan pribadi tanpa mengajukan kredit ke perbankan.

"Dugaan kami ini terjadi penurunan di (nasabah) korporasi kelihatannya. Kita juga takut apa ini tandanya mereka nggak punya duit. Mereka beralih pakai uang sendiri untuk usahanya dibandingkan pinjam di bank apalagi dolar," jelas Purbaya.

Jelang Pemilu, nasabah kaya cari instrumen yang aman

Peserta penyadang disabilitas mengikuti simulasi pemungutan dan penghitungan suara dengan desain surat suara dan formulir yang disederhanakan untuk pemilu tahun 2024 di Halaman Kantor KPU, Jakarta, Selasa (22/3). (ANTARAFOTO/Reno Esnir)

Pandangan lain juga diungkapkan oleh Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios),Bhima Yudhistira. Ia menganggap fenomena ini terjadi lantaran sejumlah faktor. Pertama, orang kaya cenderung mengurangi penempatan dana di tabungan dan menggeser ke surat utang pemerintah karena imbal hasil yang lebih tinggi. 

“Kedua, faktor pemilu membuat orang kaya lebih mencari aset yang aman misalnya menempatkan di emas sebagai safe haven, terlihat dari harga emas naik 11,4 persen selama satu tahun terakhir,” kata Bhima kepada Fortune Indonesia di Jakarta, (2/2).

Selain itu, orang kaya juga dinilai lebih tertarik menabung valas di bank luar negeri terutama Singapura ketimbang menabung Rupiah di dalam negeri. Apalagi, suku bunga tabungan valas dollar AS di singapura mencapai 4,6 persen hingga 5 persen. 

Efek bansos hanya sementara, DPK bank diperkirakan tumbuh terbatas

Ilustrasi tumpukan uang tunai/Antarafoto Muhammad Adimaja/YU

Dengan demikian, Bhima juga memperkirakan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan masih akan fluktuatif dan cenderung tumbuh terbatas di tahun ini meski Pemilu tengah berlangsung. 

“Efek bansos pada tahun pemilu hanya temporer memberikan stimulus lebih untuk menabung bagi masyarakat kelas bawah,” kata Bhima.

LPS mencatat, DPK perbankan hanya tumbuh sebesar 3,73 persen secara (yoy) hingga Desember 2023. Sedangkan untuk nominal tabungan nasabah dengan tier di atas Rp5 miliar mencapai Rp4.369 triliun atau mendominasi porsi 52,8 persen dari total simpanan nasabah keseluruhan.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Membuat Akun PayPal dengan Mudah, Tanpa Kartu Kredit!
UOB Sediakan Kartu Kredit Khusus Wanita, Miliki Nasabah 70 ribu
Survei BI: Tren Harga Rumah Tapak Masih Naik di Awal 2024
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus tapi Iuran Tetap Beda, Seperti Apa?
IBM Indonesia Ungkap Fungsi WatsonX Bagi Digitalisasi Sektor Keuangan
Saksi Sidang Kasus Korupsi Tol MBZ Sebut Mutu Beton Tak Sesuai SNI