Tumbuh 15,04%, Nilai Ekspor Perikanan RI Capai US$2,26 miliar

Ekspor komoditas udang capai US$1,27 miliar.

Tumbuh 15,04%, Nilai Ekspor Perikanan RI Capai US$2,26 miliar
Pedagang menjual ikan segar di Pasar Manonda di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (28/4). (ANTARAFOTO/Mohamad Hamzah)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank mencatat nilai ekspor perikanan Indonesia untuk periode Januari hingga Mei 2022 mencapai US$2,26 miliar atau naik sekitar 15,04 persen secara Year on Year (YoY) dari US$1,96 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. 

Indonesia tercatat menjadi salah satu negara pengekspor komoditas perikanan dan menempati peringkat 11 dunia. Tak hanya itu, Indonesia juga menguasai 3,2 persen pangsa pasar ekspor perikanan pada 2021 atau mencapai US$5,26 miliar. 

Ekspor komoditas udang capai US$1,27 miliar

Lebih rinci, untuk ekspor produk udang dan olahannya selama Januari-Mei 2022 juga mengalami peningkatan sebesar 17,56 persen (YoY) menjadi US$1,27 miliar. 

Berdasarkan jenis komoditas, ekspor udang Indonesia didominasi oleh lobster, udang kecil (shrimp), udang besar (prawn) dengan negara tujuan ekspor utamanya adalah Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, Vietnam dan Thailand. 

Nilai ekspor perdagangan ikan secara global mencapai US$164,24 miliar

Produk udang dan olahannya khususnya wilayah Jawa Timur berpotensi besar memenuhi kebutuhan pasar global. 

Berdasarkan data dari International Trade Center, nilai ekspor perikanan dunia di pasar global pada tahun 2021 mencapai US$164,24 miliar. Tercatat, selama lima tahun terakhir (2017-2021) ekspor perikanan dunia secara rata-rata meningkat 3,23 persen per tahun.  

Secara spesifik, secara global untuk produk udang dan olahannya pada tahun 2021 mencapai US$48,36 miliar. Selama lima tahun terakhir (2017-2021) ekspor udang dan olahannya dunia secara rata-rata meningkat 4,91 persen per tahun.   

LPEI resmikan desa devisa kluster udang

Menanggapi kondisi tersebut, LPEI meresmikan Desa Devisa Kluster Udang di Situbondo yang disaksikan Wakil Bupati Situbondo Hj. Khoirani S.Pd., M.H (15/7). 

Kepala Divisi IEB Institute, Rini Satriani menjelaskan, khusus untuk produk udang dan olahannya, Indonesia mampu menempati peringkat keenam setelah India, Ekuador, Tiongkok, Kanada dan Vietnam. 

"Nilai ekspor udang dan olahannya Indonesia pada 2021 mencapai US$2,92 miliar atau berkontribusi 6,03 persen terhadap total ekspor udang dan olahannya dunia pada 2021," kata Rini melalui keterangan resmi di Jakarta, Senin (18/7). 

Sebagai lembaga khusus Special Mission Vehicle Kementerian Keuangan, LPEI selalu mendukung pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang berorientasi ekspor melalui berbagai program dan diantaranya adalah Program Desa Devisa.  

Desa devisa kluster Udang ini merupakan binaan bersama antara LPEI dengan salah satu debitur yakni Panca Mitra Multiperdana (PMMP). 

"Hasil panen udang dari Desa Devisa ini akan dijual kepada PMMP, jadi kualitasnya terjamin. Kami berharap kedepannya akan banyak lagi Desa Devisa dengan mengangkat skema bisnis seperti ini,” pungkas Riyani. 

Related Topics

LPEIEksporPerikanan

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Pialang Adalah: Pengertian, Tugas, dan Cara Kerjanya
Lima Anak Bernard Arnault Jadi Direksi, Penerus LVMH Diragukan
Daftar Produk Paling Laris Dibeli di Tokopedia dan Tiktok Saat Ramadan
Pelaku Usaha dan UMKM Kini Bisa Daftar Sertifikasi Halal Lewat Shopee
Rupiah Tertekan ke Rp16.217 per US$ Usai Data PDB AA Dirilis
Peluang Rebound IHSG Terbuka, Didukung Kebijakan Suku Bunga