Tumbuh 61,7 persen, Laba Bank Mandiri Tembus Rp20,2 triliun

Ditopang segmen korporasi, kredit tumbuh kuat 12,2%.

Tumbuh 61,7 persen, Laba Bank Mandiri Tembus Rp20,2 triliun
Direksi Bank Mandiri Paparan Kinerja Kuartal II-2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) dalam enam bulan pertama 2022 membukukan laba bersih senilai Rp20,2 triliun. Capaian tersebut tumbuh 61,7 persen secara year on year (yoy).

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, laba tersebut didukung oleh pendapatan bunga bersih yang tumbuh 19 persen (yoy) atau mencapai Rp41,8 triliun di semester I-2022. Di periode yang sama, pendapatan non-bunga juga tumbuh tipis 1 persen (yoy) menjadi Rp16,1 triliun. Sementara itu, net interest margin (NIM) secara konsolidasi juga telah mencapai 5,37 persen di kuartal II 2022, tumbuh 32 basis poin (bps) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Perbaikan kinerja Bank Mandiri selaras dengan kondisi perekonomian nasional yang masih bertumbuh. Hal ini juga mengindikasikan bahwa perekonomian Indonesia masih relatif stabil meski diterpa oleh ketidakpastian global," ujar Darmawan dalam Konferesi Pers Paparan Kinerja Bank Mandiri Kuartal II 2022 di Jakarta, Kamis (28/7).

Ditopang segmen korporasi, kredit tumbuh kuat 12,2%

Gedung Bank Mandiri/ Dok Bank Mandiri

Di sisi lain, realisasi penyaluran kredit Bank Mandiri secara konsolidasi per kuartal II 2022 tembus Rp1.138 triliun atau tumbuh 12,2 persen (yoy). Darmawan bahkan menyebut, Bank Mandiri menjadi bank dengan penyaluran kredit terbesar di Indonesia.

Fungsi intermediasi yang baik tersebut, lanjut Darmawan disokong oleh seluruh segmen kredit yang membaik. Darmawan menambahkan, kredit korporasi menjadi penyumbang terbesar kredit dengan pertumbuhan 10,6 persen (yoy) menjadi Rp 409 triliun pada akhir Juni 2022.

"Melihat kinerja yang membaik, kami optimis pertumbuhan kredit Bank Mandiri mampu tumbuh di atas 11 persen sampai dengan akhir tahun dengan kualitas aset yang terjaga optimal," imbuhnya.

Performa kredit Bank Mandiri pun diikuti oleh kualitas aset yang terjaga. Darmawan menjelaskan, Bank Mandiri secara konsisten berhasil menjaga perbaikan lewat monitoring serta manajemen risiko yang ketat.

Hasilnya, hingga pertengahan tahun 2022 posisi rasio non performing loan (NPL) Bank Mandiri (bank only) turun menjadi 2,47 persen. Tidak hanya itu, berkat optimalisasi kualitas aset serta efisiensi, biaya kredit atau cost of credit (CoC) Bank Mandiri pun berhasil ditekan menjadi 1,27  persen pada semester I 2022.

"Dalam menjaga kualitas aset, Bank Mandiri telah menjalankan proses mitigasi dengan menerapkan prinsip kehati-hatian termasuk menjaga rasio pencadangan dalam posisi yang mencukupi," papar Darmawan.

DPK Bank Mandiri tumbuh 12,76%

Ilustrasi ketersediaan uang tunai Bank Mandiri/Dok Bank Mandiri

Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mandiri juga telah mencapai Rp 1.318,42 triliun per kuartal II 2022, tumbuh 12,76 persen (yoy). Darmawan menyebut, pencapaian tersebut juga menjadikan Bank Mandiri dengan total DPK terbesar di industri perbankan Indonesia.

"Bank Mandiri mencatatkan kinerja keuangan progresif sampai kuartal II dan berhasil menjadi group keuangan terbesar yang memberikan kontribusi besar terhadap ekonomi,” kata Darmawan.

Pertumbuhan DPK ini juga turut mendorong pertumbuhan total aset Bank Mandiri secara konsolidasi yang mencapai Rp1.786 triliun atau tumbuh 13 persen yoy sampai dengan kuartal II 2022.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen