Tumbuh Signifikan, Outstanding Pinjaman Pinjol capai Rp27,48 triliun

OJK: Fintech tingkatkan inklusi keuangan.

Tumbuh Signifikan, Outstanding Pinjaman Pinjol capai Rp27,48 triliun
ShutterStock/AndriiYalanskyi
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, hingga 25 Oktober 2021 terdapat 104 fintech lending atau pinjaman online (Pinjol) yang terdaftar dan berizin di OJK. Di antaranya, 101 fintech lending yang berizin dan tiga fintech lending yang berstatus terdaftar. 

Dari data tersebut, hingga September 2021 outstanding pinjaman sebesar Rp27,48 triliun atau tumbuh 116,18 persen (yoy). Sedangkan akumulasi penyaluran dana tetap tumbuh positif mencapai Rp262,93 triliun atau meningkat 104,30 persen (yoy). 

Advisor Grup Inovasi Keuangan Digital OJK Maskum bahkan mengatakan, potensi fintech di Indonesia sangat terbuka dengan semakin luasnya akses internet dan dibandingkan dengan komposisi masyarakat Indonesia yang belum tersentuh layanan perbankan konvensional. 

Fintech perluas inklusi keuangan

Maskum juga menambahkan, hingga 2019, komposisi masyarakat yang tidak memiliki rekening di bank (unbanked) mencapai 92 juta orang. Oleh karena itu fintech sangat berperan terhadap inklusi keuangan. 

“Perkembangan fintech sangat membantu upaya meningkatkan inklusi keuangan di masyarakat," kata Maskum melalui konfrensi video di Jakarta, Senin (8/11). 

Sementara itu, masyarakat underbanked yakni mereka yang punya rekening namun belum bisa memanfaatkan jasa keuangan seperti investasi, kredit, dan asuransi, mencapai 47 juta orang.  

Pagelaran Bulan Fintech Nasional

Berkolaborasi dengan Bank Indonesia (BI), OJK dan Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI), Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) akan menyelenggarakan kegiatan Bulan Fintech Nasional (BFN) sebulan penuh. 

Bertepatan dengan dimulainya BFN, para penyelenggara juga akan menginisiasi tanggal 11 November 2021, atau 11.11, sebagai Hari Fintech Nasional.  

"OJK mendukung kegiatan Bulan Fintech Nasional ini yang sekaligus bisa mengedukasi masyarakat untuk semakin pintar memanfaatkan produk dan layanan Fintech seperti Fintech lending, Fintech payment dan lainnya secara aman," kata Maskum. 

Ketua Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), Pandu Sjahrir menjelaskan, sudah ada lebih dari 65 perusahaan Fintech yang akan ikut memeriahkan BFN. 

"Ada pula lebih dari 200 lowongan pekerjaan dalam Virtual Job Fair sebagai salah satu program bagian dari Bulan Fintech Nasional ini," kata Pandu. 

Luncurkan situs cekfintech

Keamanan dan kenyamanan masyarakat yang menggunakan layanan Fintech sedang banyak disorot  belakangan ini. Presiden Joko Widodo pun meminta kolaborasi banyak pihak untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat sembari menata instrumen formal untuk menekan pergerakan lembaga Fintech ilegal.  

Menanggali hal tersebut, pada Launching Bulan Fintech Nasional 2021 di tanggal 11 November 2021, AFTECH berkolaborasi dengan pemerintah dan regulator, akan meresmikan peluncuran situs www.cekfintech.id. 

"Peluncuran situs ini merupakan wujud nyata dari komitmen industri fintech terhadap pemberantasan pinjol illegal," kata Pandu.

Dalam situs ini, memungkinkan masyarakat untuk mengetahui legal atau tidaknya suatu aplikasi pinjol, menampilkan daftar penyelenggara fintech dengan status tercatat/terdaftar/berizin dari BI/OJK/Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) beserta sosial media resmi mereka, serta untuk melakukan pengecekan apakah nomor rekening yang digunakan oleh pinjol terlibat dalam tindak kejahatan. 

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Saham Anjlok, Problem Starbucks Tak Hanya Aksi Boikot
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M