Analis Ramal Suku Bunga BI Bisa Sentuh 6 Persen pada 2023

Kenaikan ini untuk mempercepat normalisasi inflasi inti.

Analis Ramal Suku Bunga BI Bisa Sentuh 6 Persen pada 2023
Ilustrasi Bank Indonesia/ Shutterstock Harismoyo
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Bank Indonesia baru saja meningkatkan suku bunga acuan 7 Days Repo Rate (7DRRR) sebesar 50 bps, menjadi 5,25 persen. Analis memproyeksi tren kenaikan isuku bunga masih akan terus berlanjut hingga tahun depan.

BI sudah meningkatkan suku bunganya sebanyak tiga kali berturut-turut tahun ini. Langkah ini untuk memperkuat ekspektasi inflasi konsensus saat ini, yang diprediksi mencapai 5,9 persen di penghujung tahun.

Equity Research Division Head BRI Danareksa Sekuritas, Helmy Kristanto pun memperkirakan suku bunga 7DRRR BI akan kembali meningkat 25 bps pada Desember 2022. “Lalu, diprediksi akan berada di kisaran 5,25 persen sampai dengan 6,00 persen pada 2023,” kata Helmy dalam risetnya, Jumat (18/11).

Menurutnya, ada dua alasan utama dari BI mengerek naik suku bunga 7DRRR: yakni mempercepat normalisasi inflasi inti agar kembali ke kisaran yang diinginkan (sekitar 3 persen +- 1 persen di paruh pertama 2023), dan memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sekaligus menjinakkan dampak inflasi impor.

Peluang penguatan rupiah

ilustrasi uang (unsplash.com/ Mufid Majnun)

Helmy mengatakan, fundamental ekonomi makro telah mengarah pada penguatan rupiah. Misalnya, dari segi transaksi berjalan kuartal ketiga 2022 yang diproyeksi surplus lebih tinggi dari kuartal sebelumnya berkat ekspor migas.

“Dukungan apresiasi rupiah meliputi pertumbuhan PDB Indonesia yang kuat, jalur inflasi yang mayoritas dapat dikelola, BP positif pada data ekspor yang solid, serta imbal hasil yang menarik dan US Treasury yang akan menarik arus modal masuk,” jelasnya.

Adapun, penyebab rupiah melemah baru-baru ini adalah ketidakpastian global, bukan fundamental ekonomi makro. Helmy menilai, BI tetap percaya fundamental rupiah masih terjamin.

“Kekhawatiran terhadap rupiah telah memukul kepercayaan investor, khususnya pada kurangnya likuiditas dolar domestik,” imbuhnya.

Untuk itu, BI disebut siap mengambil langkah guna meningkatkan pasokan dolar dan mendukung fungsi pasar. Sebut saja, dengan memberi insentif demi memastikan repatriasi hasil ekspor agar lebih lama di dalam negeri.

“Kami yakin langkah itu akan berfungsi sebagai dorongan untuk likuiditas dolar AS domestik, menstabilkan nilai tukar rupiah, dan meningkatkan sentimen pasar," katanya. 

Kurs rupiah di pasar spot terus tertekan hingga akhir perdagangan Jumat (18/11). Rupiah spot ditutup di level Rp 15.684 per dolar Amerika Serikat (AS) atau melemah 0,13 persen dibanding penutupan hari sebelumnya di kisaran Rp 15.663 per dolar AS. Alhasil rupiah menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra Otoparts Bagi Dividen Rp828 Miliar, Simak Jadwalnya
IKN Menjadi Target Inovasi yang Seksi bagi Investor Luar Negeri
Pemerintah Sudah Tarik Utang Rp104,7 Triliun Hingga 31 Maret 2024
Museum Benteng Vredeburg Lakukan Revitalisasi Senilai Rp50 Miliar
Pemerintah Realisasikan Rp220 T Untuk 4 Anggaran Prioritas di Q1 2024
ERAL Kolaborasi dengan DJI dan Fujifilm di Kampanye Motion Creativity