Jakarta, FORTUNE – Industri perbankan daerah tengah berduka. Direktur Utama (Dirut) PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk (Bank BJB), Yusuf Saadudin meninggal dunia pada hari ini, Jumat 14 November 2025 pukul 00.29 WIB di RS Mayapada Bandung.
Yusuf memang baru menjabat sebagai Dirut Bank BJB sekitar 7 bulan sejak ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 16 April 2025 lalu. Pria kelahiran 1973 ini dianggap memiliki rekam jejak profesional yang kuat, serta komitmen besar terhadap transformasi dan penguatan tata kelola perusahaan.
“Kami sangat kehilangan sosok pemimpin yang memberikan kontribusi luar biasa bagi pertumbuhan dan transformasi Bank BJB,” kata Pemimpin Divisi Corporate Secretary Bank BJB, Herfinia, melalui keterangan resmi di Jakarta, Jumat (14/11).
Baru 7 Bulan Menjabat, Dirut Bank BJB Yusuf Saadudin Tutup Usia

Intinya sih...
Dirut Bank BJB, Yusuf Saadudin, meninggal dunia setelah 7 bulan menjabat
Operasional Bank BJB tetap berjalan normal dengan total aset tumbuh 2,8%
Bank BJB memastikan seluruh proses bisnis dan layanan operasional tetap berjalan normal sesuai GCG
Operasional Bank BJB tetap berjalan normal
Herfinia mewakili jajaran manajemen dan seluruh insan Bank BJB juga menyampaikan belasungkawa mendalam. Yusuf Saadudin dinilai menjadi figur sentral yang mendorong penguatan struktur permodalan, modernisasi layanan digital, serta peningkatan nilai perusahaan bagi para pemegang saham dan masyarakat Jawa Barat dan Banten.
“Beliau dikenal sebagai pemimpin yang visioner, rendah hati, serta memiliki kepedulian tinggi terhadap pengembangan talenta dan budaya kerja Bank BJB yang unggul,” katanya.
Meski demikian, Bank BJB memastikan bahwa seluruh proses bisnis, layanan operasional, serta fungsi intermediasi tetap berjalan normal seperti biasa sesuai ketentuan Good Corporate Governance (GCG) dan sesuai kewenangan mekanisme tata kelola perusahaan.
Secara konsolidasi, total aset Bank BJB tumbuh 2,8 persen (YoY) menjadi Rp215,9 triliun. Dari sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) secara konsolidasi tercatat Rp160,2 triliun dan penyaluran kredit termasuk pembiayaan meningkat 3,5 persen (YoY) menjadi Rp142,9 triliun. Rasio LDR bank daerah Jawa Barat ini juga terjaga di angka 85,3 persen, menunjukkan keseimbangan yang sehat antara likuiditas dan penyaluran kredit.