Bank Dunia Rilis Obligasi Kurangi Limbah Plastik Senilai US$100 Juta
Mendorong modal swasta untuk dukung proyek ramah lingkungan.
Jakarta, FORTUNE – Bank Dunia–melalui International Bank for Reconstruction and Development (IBRD)–menerbitkan Obligasi pengurangan Limbah Plastik, senilai US$100 juta atau sekitar Rp1,57 triliun (kurs Rp15.666,34 per dolar AS). Obligasi itu memiliki masa jatuh tempo selama tujuh tahun.
Managing Director and World Bank Group Chief Financial Officer, Anshula Kant, mengatakan bank dunia berkomitmen mendorong modal swasta yang dapat mendukung upaya-upaya solutif guna menjawab tantangan pembangunan.
“Obligasi untuk mengurangi limbah plastik, berperan dalam menyelaraskan insentif sehingga investor berpotensi mendapatkan imbal hasil ketika capaian pembangunan telah terlihat,” ujarnya dalam keterangan yang diterima Fortune Indonesia, Selasa (20/2).
Obligasi inovatif ini akan mendorong modal swasta berperan dalam mendukung pendanaan proyek-proyek yang ramah untuk iklim dan pembangunan serta dapat diukur melalui kredit plastik dan kredit karbon yang diterbitkan di Verra Registry. Melalui transaksi ini, investor dapat menyediakan pendanaan awal sekitar US$14 juta.
Pendanaan ini selain akan meningkatkan kapasitas fasilitas yang sudah ada, juga memperluas wilayah-wilayah pengumpulan dan daur ulang limbah, serta mengadakan peralatan daur ulang yang aman (food-grade).
Selain itu, proyek-proyek ini juga dapat memperbaiki kondisi polusi dan kualitas udara lokal, mengurangi dampak buruk kesehatan, serta menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat marginal.
Imbal hasil bagi investor
Kant mengatakan bahwa obligasi ini 100 persen dilindungi oleh dana senilai US$100 juta yang sebelumnya digunakan untuk mendukung kegiatan pembangunan berkelanjutan Bank Dunia secara global.
Namun, dana ini tidak termasuk proyek-proyek pengumpulan dan daur ulang plastik di Ghana dan Indonesia.
Menurutnya, obligasi inovatif ini memberi para investor imbal hasil yang berkaitan dengan Kredit Pengumpulan Limbah Plastik, Kredit Daur Ulang Limbah Plastik dan Verified Carbon Unit (kredit karbon) yang diharapkan dapat diperoleh dari dua proyek di Ghana dan Indonesia.
“Dengan begitu, investor juga berkontribusi dalam menyediakan situasi yang menguntungkan bagi masyarakat lokal dan ekosistem yang selama ini membutuhkan udara bersih minim polusi,” katanya.
Maka dari itu, obligasi ini memungkinkan para investor dalam menyisihkan sebagian porsi dari pembayaran kupon biasa, dengan jumlah yang setara, melalui transaksi lindung nilai (hedge) dengan Citi, untuk mendukung pendanaan proyek-proyek yang telah terkurasi oleh Plastic Collective UK, pihak yang mengelola program kredit plastik dan kredit karbon dari proyek-proyek tersebut.
Membanggakan
Dalam obligasi ini, Bank Dunia bekerja sama dengan Citi yang jadi Lead Manager. Global Head of Sustainable Debt Capital Markets, Citi, Philip Brown, mengatakan bahwa obligasi ini jadi kerja sama ini dilakukan untuk menghadapi tantanga global plusi plastic yang sangat merusak pasar di negara-negara yang sedang berkembang.
“Upaya kami ini hadir sebagai respons bagi minat investor yang kian berkembang akan transaksi-transaksi yang berdampak positif secara langsung terhadap pembangunan serta dapat diukur. Kami berharap bahwa transaksi semacam ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat dan lebih dari itu, mendorong perubahan positif secara umum,” kata Brown.