Jakarta, FORTUNE – Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan melemah hingga di bawah 3 persen pada 2025. Hal itu disebabkan oleh berbagai faktor, terutama akibat dampak implementasi tarif resiprokal Amerika Serikat (AS).
Bank sentral menganggap pengenaan tarif resiprokal akan menurunkan kinerja ekspor dan volume perdagangan berbagai negara, termasuk terkait dengan isu transhipment. Sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi AS dan menekan potensi pertumbuhan ekonomi global lebih rendah dari prakiraan.
Deputi Gubernur BI, Aida S Budiman menjelaskan, akibat penerapan tarif resiprokal AS sejak 7 Agustus 2025, BI telah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi sejumlah negara. Seperti ekonomi AS yang diprediksi hanya tumbuh 2 persen dari proyeksi semula di 2,1 persen. Sedangkan ekonomi India juga melemah menjadi 6,5 persen dari sebelumnya 6,6 persen.
“Semua ini membuat BI menilai pertumbuhan ekonomi dunia pada 2025 berpotensi lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, yakni sekitar di bawah 3 persen,” jelas Aida saat konferensi pers, di Jakarta, Rabu (20/8).