Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
DSC08097.jpg
Gedung BNI (dok. BNI)

Intinya sih...

  • BNI fokus pada penyaluran kredit segmen berisiko rendah dan penghimpunan dana murah transaksional melalui kanal digital dan transformasi cabang.

  • Kredit korporasi naik 10,4%, kredit konsumer tumbuh 10,7%, kualitas aset membaik dengan NPL turun ke 1,9% dan DPK tumbuh 16,5% YoY.

  • Wonder by BNI telah meraih 8,6 juta pengguna hingga Juni 2025 dengan laba bersih konsolidasi Rp10,1 triliun pada semester I 2025.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - PT Bank Negara Indonesia (BNI) menungkapkan strategi dan segmen usaha yang ditargetkan mampu mendorong pertumbuhan kinerja pada paruh kedua 2025.

Direktur Finance & Strategy BNI, Hussein Paolo Kartadjoemena, mengatakan bahwa BNI menargetkan penyaluran kredit pada segmen berisiko rendah sekaligus memperkuat fondasi pendanaan melalui penghimpunan dana murah transaksional, baik lewat kanal digital seperti Wonder by BNI dan BNI Direct, maupun lewat transformasi cabang dan wilayah.

“Kami akan terus mempertahankan momentum pertumbuhan di paruh kedua dengan akselerasi kredit pada segmen berisiko rendah serta penguatan fondasi pendanaan,” ujar Direktur Finance & Strategy BNI, Hussein Paolo Kartadjoemena, dalam paparan publik virtual, Senin (8/9).

Ia menjelaskan, ekspansi kredit perusahaan ini sudah mulai mencatatkan porsi yang lebih seimbang di berbagai sektor seperti UMKM non-core, menengah, hingga komersial mencatatkan pertumbuhan positif.

Per Juni 2025, kredit korporasi mengalami kenaikan 10,4 persen year on year (YoY) menjadi Rp435,8 triliun. Sementara itu kredit konsumer bertumbuh 10,7 persen YoY menjadi Rp147 triliun, didorong personal loan yang naik 11,7 persen YoY, dan KPR meningkat 9,9 persen YoY). Berikutnya, kredit UMKM (non-KUR) tumbuh 9,2 persen YoY menjadi Rp44,4 triliun, sementara kredit komersial naik 5,5 persen YoY.

Seiring dengan itu, BNI jufgga menargetkan kualiras aset yang terus membaik. Per semester I 2025 rasio kredit bermasalah (NPL) turun ke 1,9 persen, Loan at Risk (LAR) membaik menjadi 11 persen, dan Cost of Credit (CoC) terjaga di level 1 persen.

"Kualitas aset akan menjadi hygiene factor bagi kami. Manajemen resiko yang prudent termasuk peningkatan kapabilitas organisasi dan implementasi kredit scoring yang optimal mendukung perbaikan rasio kredit," ujar dia.

Dari sisi pendanaan, BNI membukukan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) 16,5 persen YoY menjadi Rp900 triliun, didukung peningkatan CASA 18,7 persen YoY menjadi Rp647,6 triliun. Selain itu, rekening giro juga berkontribusi dengan pertumbuhan 25,1 persen secara tahunan, dan tabungan naik 10,5 persen secaara tahunan mengerek rasio CASA ke 72 persen dari 70,7 persen tahun sebelumnya,

Capaian tersebut menurutnya mencerminkan penguatan likuiditas dan efisiensi struktur pendanaan, yang menjadi modal penting bagi ekspansi kredit BNI ke depan.

Dari sisi digital, upaya BNI melakukan transformasi digital menunjukkan hasil yang signifikan. Aplikasi Wonder by BNI, yang diluncurkan pada Juli 2024, telah meraih 8,6 juta pengguna hingga Juni 2025 dengan volume transaksi tumbuh 68 persen YoY.

Kombinasi digitalisasi dan diversifikasi portofolio kredit membawa BNI membukukan laba bersih konsolidasi Rp10,1 triliun pada semester I 2025. Rasio kecukupan modal (CAR) terjaga di 21,1 persen, sedangkan loan to deposit ratio (LDR) tetap sehat, memberi ruang optimalisasi pertumbuhan kredit dan DPK hingga akhir tahun.

Editorial Team

EditorEkarina .