Jakarta, FORTUNE – Kondisi rentabilitas usaha UMKM alias kemampuan usaha untuk menghasilkan laba dalam periode tertentu menjadi penyebab membengkaknya kredit macet atau non performing loan (NPL) sektor UMKM.
Apalagi, Indeks Bisnis UMKM yang dirilis PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mencatat adanya penurunan rentabilitas usaha UMKM pada kuartal III-2025. Penurunan ini searah dengan penurunan omset usaha dan kenaikan harga barang input (terutama pada sektor industri pengolahan) dan harga barang dagangan (pada sektor perdagangan) sehingga menekan volume penjualan dan menggerus keuntungan usaha.
Hal ini tentu akan berdampak pada kemampuan pebisnis UMKM untuk membayar angsuran pinjaman tepat waktu. “Sementara itu, kegiatan investasi masih meningkat sejalan dengan ekspektasi kegiatan usaha yang akan membaik ke depan,” jelas Direktur Micro BRI Akhmad Purwakajaya melalui keterangan resmi di Jakarta, (3/12).
Seperti diketahui, data Bank Indonesia (BI) mencatat, rasio kredit macet atau NPL UMKM kembali naik menjadi 4,52 persen pada Juli 2025. Level ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya sebesar 4,05 persen.
