Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
044693b5-f3ed-44d3-9dab-8daae5a6a837.jpeg
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI merilis Indeks Bisnis UMKM untuk Q3-2025 beserta proyeksi untuk Q4-2025. Hasil survei menunjukkan bahwa aktivitas bisnis UMKM masih berada pada fase ekspansi dengan nilai indeks 101,9. (Dok. BRI)

Intinya sih...

  • Rentabilitas usaha UMKM menjadi penyebab kredit macet atau NPL sektor UMKM

  • Penurunan rentabilitas usaha UMKM disebabkan oleh penurunan omset usaha dan kenaikan harga barang input

  • Bisnis UMKM masih pada fase ekspansi dengan optimisme pelaku UMKM yang meningkat

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE  – Kondisi rentabilitas usaha UMKM alias kemampuan usaha untuk menghasilkan laba dalam periode tertentu menjadi penyebab membengkaknya kredit macet atau non performing loan (NPL) sektor UMKM. 

Apalagi, Indeks Bisnis UMKM yang dirilis PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mencatat adanya penurunan rentabilitas usaha UMKM pada kuartal III-2025. Penurunan ini searah dengan penurunan omset usaha dan kenaikan harga barang input (terutama pada sektor industri pengolahan) dan harga barang dagangan (pada sektor perdagangan) sehingga menekan volume penjualan dan menggerus keuntungan usaha. 

Hal ini tentu akan berdampak pada kemampuan pebisnis UMKM untuk membayar angsuran pinjaman tepat waktu. “Sementara itu, kegiatan investasi masih meningkat sejalan dengan ekspektasi kegiatan usaha yang akan membaik ke depan,” jelas Direktur Micro BRI Akhmad Purwakajaya melalui keterangan resmi di Jakarta, (3/12).

Seperti diketahui, data Bank Indonesia (BI) mencatat, rasio kredit macet atau NPL UMKM kembali naik menjadi 4,52 persen pada Juli 2025. Level ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya sebesar 4,05 persen.

Bisnis UMKM masih pada fase ekspansi

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI merilis Indeks Bisnis UMKM untuk Q3-2025 beserta proyeksi untuk Q4-2025. Hasil survei menunjukkan bahwa aktivitas bisnis UMKM masih berada pada fase ekspansi dengan nilai indeks 101,9. (Dok. BRI)

Namun demikian, hasil survei juga menunjukkan bahwa aktivitas bisnis UMKM masih berada pada fase ekspansi dengan nilai indeks 101,9. Pada saat yang sama, optimisme pelaku UMKM meningkat, tercermin dari Indeks Ekspektasi Bisnis yang naik menjadi 120,7 pada kuartal III 2025 dari 116,5 pada periode sebelumnya.

Akhmad Purwakajaya mengatakan, ekspansi bisnis UMKM tersebut ditopang oleh kombinasi faktor yang saling menguatkan. “Harga barang input yang relatif stabil dan mudah didapat, serta kondisi cuaca yang kondusif mendorong peningkatan produktivitas sektor pertanian dan hasil tangkapan ikan nelayan,” ujarnya.

Tak hanya itu, peningkatan harga jual komoditas pertanian, peternakan, dan perikanan turut mendorong kenaikan omzet pada sektor-sektor tersebut. Aktivitas proyek pemerintah dan swasta menjelang akhir tahun juga memberikan dorongan signifikan, terutama bagi sektor konstruksi. Selanjutnya, normalisasi aktivitas masyarakat setelah momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) serta libur sekolah pun semakin memperbaiki kinerja UMKM yang beroperasi di sekitar lingkungan kerja dan sekolah.

Dengan beragam faktor pendukung tersebut, pelaku UMKM memandang prospek usaha pada Q4-2025 akan lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya. Hal ini tercermin dari peningkatan Indeks Ekspektasi Bisnis yang meningkat menjadi 120,7 dari 116,5 pada Q3-2025, menunjukkan semakin kuatnya keyakinan para pelaku usaha terhadap peluang pertumbuhan dalam beberapa bulan ke depan.

Editorial Team