Nah, untuk mencapai kondisi tersebut, berikut beberapa langkah awal yang bisa Anda ikuti:
1. Pilih saham dengan rekam jejak dividen konsisten
Pilih perusahaan yang memiliki kinerja keuangan stabil dan rutin membagikan dividen dalam lima hingga sepuluh tahun terakhir. Perusahaan sektor perbankan, energi, dan barang konsumsi umumnya menjadi favorit karena cenderung memiliki laba stabil.
Contoh saham-saham berdividen yang sering masuk radar investor, antara lain:
2. Hitung dividend yield
Dividend yield adalah rasio antara jumlah dividen yang dibayarkan per saham terhadap harga saham. Misalnya, jika sebuah saham dibanderol Rp1.000 dan membagikan dividen Rp80, maka yield-nya adalah 8%.
Saham dengan yield tinggi memang menarik, namun perlu diimbangi dengan fundamental perusahaan yang sehat. Jangan tergoda dengan yield besar dari perusahaan yang kinerjanya merosot.
3. Reinvestasi dividen di awal
Bagi investor pemula, reinvestasi dividen bisa mempercepat akumulasi kekayaan. Alih-alih digunakan untuk konsumsi, dividen yang diterima digunakan kembali untuk membeli saham baru, sehingga efek compounding semakin besar.
Contohnya, Anda menerima Rp5 juta dividen dan langsung membeli saham lagi, maka tahun berikutnya Anda akan memperoleh dividen lebih banyak, tanpa menyetor dana tambahan.
4. Diversifikasi untuk menurunkan risiko
Jangan hanya bergantung pada satu emiten. Diversifikasi portofolio Anda ke dalam beberapa sektor agar risiko terdistribusi dengan lebih baik. Tujuan utamanya adalah mengamankan arus kas dari dividen yang stabil dan tidak terlalu terguncang oleh kondisi ekonomi tertentu.