Jakarta, FORTUNE – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menyatakan siap untuk ekspansi kredit atau pembiayaan tahun depan, seperti dikatakan oleh direktur keuangannya, Novita Widya Anggraini, dalam keterangan pers, Senin (13/12).
Novita menyatakan optimismenya akan kinerja fungsi intermediasi yang lebih agresif pada 2022 menyusul suku bunga kredit dan transformasi digital yang memungkinkan dana murah demi perolehan laba lebih baik.
“Kami yakin 2022 akan menjadi tahun yang lebih baik karena masyarakat telah berangsur-angsur beradaptasi dengan kondisi new normal,” katanya.
Pada kuartal ketiga, BNI berhasil mencatatkan kinerja memuaskan dengan pertumbuhan laba setahunan sebesar 79,3 persen atau Rp7,75 triliun. Kondisi itu dicapai berkat pendapatan berbasis komisi (fee-based income) dan pendapatan bunga (interest margin) yang masing-masing terkerek 17,7 persen dan 16,8 persen secara tahunan.
Pada periode sama bank tersebut menyalurkan kredit Rp570,64 triliun, atau tumbuh 3,7 persen secara tahunan. Kenaikan laju pembiayaan itu lebih tinggi daripada rata-rata industri. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kredit bank umum per September 2021 tumbuh 2,2 persen.
Secara jangka panjang, pertumbuhan kredit BNI kerap lebih tinggi dari industri. Ambil 2019 sebagai misal. Saat itu kredit bank umum tumbuh 6,1 persen, dan pembiayaan BNI melaju 8,6 persen. Bahkan pada tahun pertama krisis pandemi atau 2020, kredit perseroan tumbuh 5,3 persen, berlawanan dengan kredit industri yang terkoreksi 2,4 persen.
Dalam kaitan makro, Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan 2022 merupakan momentum tepat untuk kembali menorehkan kinerja ekonomi terbaik. Pemerintah, katanya, menargetkan ekonomi dapat kembali tumbuh ke era sebelum COVID-19, yaitu sekitar 5 persenan.