FINANCE

Aset LPS Tumbuh 15,59 Persen, Capai Rp162 Triliun pada 2021

LPS mempunyai tugas menjamin simpanan.

Aset LPS Tumbuh 15,59 Persen, Capai Rp162 Triliun pada 2021Ilustrasi Teller Bank Peserta LPS/ANTARA/Raisan Al Farisi
by
26 April 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) membukukan aset senilai Rp162 triliun pada akhir 2021. Realisasi tersebut tumbuh 15,59  persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai Rp140 triliun.

LPS mempunyai tugas menjamin simpanan, melakukan resolusi bank, melakukan tindakan antisipasi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan, dan pada masa krisis sistem keuangan menyelenggarakan Program Restrukturisasi Perbankan.

“Laporan keuangan ini merupakan bagian dari laporan keuangan LPS tahun 2021 dan 2020 yang telah diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia dengan opini Wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia,” tulis laporan keuangan LPS, Selasa (26/4).

LPS memiliki liabilitas sebesar Rp864,7 miliar pada 31 Desember 2021. Liabilitas yang dimiliki LPS turun 12 persen dari sebelumnya Rp982,8 miliar pada Desember 2020.

Namun, ekuitas yang dimiliki LPS tumbuh 16 persen dari Rp139,1 triliun menjadi Rp161,1 triliun. Maka, LPS mencatat total liabilitas dan ekuitas Rp162 triliun. Nilai itu tumbuh 16 persen dari semula Rp140 triliun pada Desember 2020.

Kemudian, total pendapatan yang dimiliki LPS naik 11 persen dari Rp22,3 triliun menjadi Rp24,6 triliun. Sementara itu, total beban menyusut 11 persen dari Rp 2,4 triliun menjadi Rp2,1 triliun pada Desember 2021.

LPS mencatat pertumbuhan surplus sebesar 13 persen atau naik dari Rp19,35 triliun menjadi Rp21,96 triliun pada Desember 2021. Sedangkan, surplus sebelum pajak naik dari Rp19,92 triliun menjadi Rp22,53 triliun pada Desember 2021.

Tren suku bunga masih bergerak terbatas

LPS juga memperkirakan ruang penurunan suku bunga deposito perbankan ke depan semakin terbatas. Bank mulai mengantisipasi tren kenaikan inflasi dan kemungkinan penyesuaian pada suku bunga kebijakan.

Tren penurunan suku bunga deposito rupiah masih berlanjut sepanjang bulan lalu tetapi dengan laju yang lebih terbatas. Rata-rata tingkat bunga deposito rupiah atau 22 moving daily average seluruh bank LPS pada akhir Maret 2022 turun enam bps ke level 3,14 persen dibandingkan dengan akhir bulan sebelumnya. Suku bunga minimum dan maksimum masing-masing turun lima bps ke level 2,57 persen dan 3,71 persen.

Suku bunga seluruh bank untuk valuta asing (valas) mulai menunjukkan kenaikan dipengaruhi kenaikan suku bunga offshore dan suku bunga operasi moneter. Rata-rata suku bunga valas naik dua bps ke level 0,43 persen. Suku bunga maksimum dan minimum valas masing-masing naik satu bps ke level 0,52 persen dan 0,33 persen.

Related Topics