Jakarta, FORTUNE – Harga rumah tapak khususnya untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang & Bekasi (Jabodetabek) diprediksi akan terus mengalami kenaikan hingga berada pada kisaran Rp2,6 miliar per unit pada 2026. Kenaikan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti inflasi, keterbatasan lahan hingga permintaan yang tinggi atas kebutuhan rumah tapak.
Associate Director Research & Consultancy Department PT Leads Property Services Indonesia (Leads Property), Martin Hutapea bahkan menjelaskan, kenaikan harga rumah ini menggeser pola minat warga khususnya kaum muda untuk menyewa terlebih dahulu sebelum membeli rumah tapak.
“Harga rumah yang tidak semakin terjangkau bagi generasi mendatang kan mendorong perubahan pola konsumsi dari membeli ke menyewa. Jadi pada secondary market itu cukup banyak profil calon pembeli rumah itu sebelumnya mereka menyewa dulu dan kumpulkan uang,” kata Martin saat diskusi media terkait ‘Tren Properti & Market Outlook 2026’ di Jakarta, Kamis (20/11).
Kenaikan harga rumah yang tak sejalan dengan pendapatan masyarakat menyebabkan harga perumahan murah semakin bergeser jauh ke pinggiran kota penyangga Jakarta. Seperti wilayah Cisauk, Cikupa, Balaraja hingga Tenjo di Tangerang.
Ia juga menambahkan,ukuran rumah yang ditawarkan pinggiran kota juga cenderung makin mengecil, meski biaya pembelian hingga perawatan yang dikeluarkan relatif sama dengan tahun tahun sebelumnya.
