Ini Analisa BI Terkait Inflasi RI yang Rendah di level 1,87%

Jakarta,FORTUNE - Bank Indonesia (BI) menilai, inflasi Indonesia yang rendah di 1,87 persen secara year on year (yoy) pada 2021 cukup dipengaruhi oleh perkembangan Covid-19. Tak hanya itu, inflasi rendah juga dipengaruhi oleh inflasi inti yang tercatat sebesar 1,56 persen (yoy), sedikit menurun dibandingkan inflasi inti tahun sebelumnya.
Kepala Departemen Komunikasi dan juga Direktur Eksekutif BI Erwin Haryono menjelaskan, rendahnya inflasi inti terutama dipengaruhi oleh belum kuatnya permintaan domestik seiring dengan kebijakan pembatasan mobilitas.
"Harus ditempuh untuk mencegah penyebaran Covid-19 di tengah pengaruh tekanan harga global ke domestik yang minimal," kata Erwin melalui keterangan resminya di Jakarta, Selasa (4/1).
Ketersediaan pasokan distribusi pangan terjaga
Erwin mengatakan, kebijakan BI akan tetap konsisten menjaga ekspektasi inflasi terjangkar sesuai sasaran dan stabilitas nilai tukar sesuai dengan fundamentalnya.
Di mana Inflasi volatile food terkendali sebesar 3,20 persen (yoy) yang didukung ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi bahan pangan yang tetap terjaga serta sinergi kebijakan BI dan Pemerintah untuk menjaga stabilitas harga.
Sementara itu, inflasi administered prices meningkat dari tahun lalu menjadi sebesar 1,79 persen (yoy), sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat pascapelonggaran kebijakan pembatasan mobilitas.