Ilustrasi layanan di kantor cabang J Trust Bank. (dok. Bank JTrust Indonesia)
Rudyanto menyebut, total modal inti perseroan kini mencapai Rp3,36 triliun di Juni 2025. Kondisi ini meningkat bila dibandingkan dengan posisi akhir 2024 yang mencapai Rp3,25 triliun. Pada paparan kinerja kali ini juga diungkapkan beberapa rencana strategis penguatan modal melalui berbagai upaya.
Strategi pertama ialah penguatan keuntungan melalui pendapatan berbasis biaya, pinjaman sindikasi serta digitalisasi dan jaringan. Kedua, membuat produk berbasis rekening giro & tabungan yang merupakan sumber dana murah untuk menekan cost of fund. Ketiga, ekspansi pada usaha komersial, korporasi dan retail.
Sementara itu, bank asal Jepang ini juga mampu menyalurkan kredit netto senilai Rp28,58 triliun di semester-I 2025, atau tumbuh 6,23 persen (YoY).
Direktur Bisnis J Trust Bank, Widjaja Hendra menambahkan J Trust Bank terus berfokus pada ekspansi bisnis melalui segmen komersial, korporasi, dan retail tentunya menyelaraskan dengan kebijakan perekonomian pemerintah. “Kami bersemangat untuk mendukung dan melayani para pelaku usaha di sektor pertanian, manufaktur, infrastruktur dan energi terbarukan,” kata Widjaja.
Pertumbuhan kredit juga dibarengi dengan menjaga rasio kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) di level 1,37 persen pada periode enam bulan pertama 2025 atau lebih baik dibandingkan dengan posisi akhir 2024 yang mencapai 1,43 persen.
J Trust Bank juga membukukan laba bersih senilai Rp112,86 miliar atau tumbuh 30,49 persen secara tahunan (YoY) pada Semester I-2025. Katalis peningkatan kinerja tersebut dipicu oleh peningkatan laba operasional bank sebesar 58,56 persen (YoY) menjadi Rp123,70 miliar. Dengan berbagai pencapaian ini, pada akhirnya membuat Loan to Funding Ratio (LFR) Perseroan meningkat dari 78,25 persen pada tahun 2024 serta 84,82 persen pada Semester I 2025.