KB Kookmin Bank Suntik Rp8 Triliun Pada Right Issue KB Bukopin

Dalam Penawaran Umum Terbatas (PUT VII) atau rights issue ini, KB Bukopin menerbitkan saham baru seri B sebanyak 119 miliar saham. Tercatat, sebanyak 95 persen dari saham baru yang diterbitkan tersebut dibeli oleh investor asing, sedangkan 5 persen dibeli oleh investor lokal. Dengan telah selesainya PUT VII ini, porsi kepemilikan saham publik di Bank KB Bukopin saat ini sebesar 16,14 persen. Sedangkan kepemilikan STIC Eugene Star Inc di saham KB Bukopin sebesar 16,98 persen.

Sebelum PUT VII ini, sejak tahun 2018 KBFG sendiri melalui KB Kookmin telah menginvestasikan sekitar Rp 10 triliun ke KB Bukopin. Dengan total aset mencapai US$ 560,1 miliar, KBFG memiliki kemampuan keuangannya yang sangat besar dan kokoh untuk mendukung pengembangan KB Bukopin. Selain itu, KBFG juga memiliki basis pelanggan yang mencapai 70 persen populasi Korea Selatan, serta memiliki peringkat kredit tertinggi di antara bank-bank Korea, serta dikenal sebagai entitas bisnis keuangan yang paling menguntungkan, solid, dan stabil.

Woo Yeul Lee menjelaskan, tambahan modal dari hasil rights issue tersebut akan digunakan untuk mendorong pertumbuhan bisnis KB Bukopin dan meningkatkan kontribusi KB Bukopin dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Secara spesifik, mayoritas dana hasil rights issue tersebut akan digunakan untuk kegiatan ekspansi kredit, dimana mayoritas kredit akan disalurkan kepada korporasi.

Pilihan untuk menyalurkan mayoritas kredit ke korporasi tersebut merupakan bagian dari strategi top down yang diambil KB Bukopin dengan tujuan untuk mempergencar ekspansi kredit sekaligus meningkatkan kualitas aset.

"Dengan strategi ini, KB Bukopin akan memfokuskan ke wholesale atau corporate banking terlebih dahulu, baru Kemudian menggencarkan retail banking," katanya.

Melalui strategi ini, KB Bukopin menargetkan peningkatan pendapatan bunga sekaligus rasio kredit bermasalah (NPL Gross) yang lebih baik yaitu mendekati 1 persen dari kredit baru yang disalurkan. Dengan demikian, bisa mengkopensasi NPL tinggi dari legacy loan alias pinjaman warisan.