Jakarta, FORTUNE - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan kinerja intermediasi perbankan tumbuh positif dengan profil risiko yang terjaga. Pada Januari 2025, pertumbuhan kredit perbankan tetap melanjutkan double digit growth sebesar 10,27 persen (yoy) menjadi Rp7.782 triliun.
"Berdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi tumbuh tertinggi yaitu sebesar 13,22 persen, diikuti oleh kredit konsumsi 10,37 persen," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae dalam Konferensi Pers RDK, Selasa (4/3).
Sedangkan, untuk kredit modal kerja tercatat juga naik 8,40 persen. Ditinjau dari kepemilikan, bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit yaitu sebesar 10,98 persen (yoy). Sedangkan, basarkan kategori debitur, kredit korporasi tumbuh sebesar 15,81 persen, sementara kredit UMKM tumbuh sebesar 2,88 persen.
Sementara itu, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL gross sebesar 2,18 persen meski sedikit tinggi dibandingkan dengan Desember 2024 sebesar 2,08 persen. Sementara itu, untuk NPL net sebesar 0,79 persen. Loan at Risk (LaR) juga menunjukkan tren penurunan menjadi sebesar 9,72 persen dibandingkan dengan posisi Desember 2024: 9,28 persen.
"Meskipun meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, namun rasio NPL gross dan LaR menurun dibandingkan posisi Januari 2024 yang masing-masing sebesar 2,35 persen dan 11,6 persen. Rasio LaR tersebut juga di bawah level sebelum pandemi yaitu sebesar 9,93 persen pada Desember 2019," jelas Dian.