Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Survei OJK: Ramadan Jadi Katalis Perbankan Pacu Kinerja

Ilustrasi ramadan (pexels.com/Mohammed Alim)
Intinya sih...
  • Survei OJK menunjukkan optimisme perbankan terhadap kinerja nasional yang semakin baik, dengan IBP pada triwulan I-2025 mencapai 66 (zona optimis).
  • Mayoritas responden yakin bahwa risiko kredit dan likuiditas masih terjaga, serta prediksi peningkatan penyaluran kredit dan pertumbuhan DPK pada triwulan I-2025.
  • Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan melambat, tetapi responden memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil di tahun 2025.

Jakarta, FORTUNE - Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK (SBPO) triwulan I-2025 menunjukkan responden optimis bahwa kinerja perbankan nasional akan semakin baik. Bahkan, momen bulan suci Ramadan menjadi salah satu katalis perbankan agar optimis pacu kinerja. Optimisme perbankan tecermin dari Indeks Orientasi Bisnis Perbankan (IBP) pada triwulan I-2025 yang tercatat sebesar 66 (zona optimis).

Optimisme tersebut didorong oleh ekspektasi terhadap stabilitas kondisi makroekonomi, serta berlanjutnya peningkatan intermediasi dibarengi dengan kemampuan perbankan dalam mengelola risiko yang dihadapi.

"Optimisme kenaikan pertumbuhan kredit pada triwulan I-2025 didorong oleh ekspektasi pertumbuhan ekonomi domestik yang terus berlanjut dan adanya momentum Bulan Ramadan dan hari raya Idul Fitri yang dapat mendorong permintaan kredit dan aktivitas usaha masyarakat," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, melaui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Selasa (4/3).

Survei ini dilakukan dengan melibatkan 96 bank responden, yang memiliki porsi aset mencapai sebesar 96,61 persen dari total aset bank umum berdasarkan data Desember 2024.

Perbankan yakin risiko kredit masih terjaga

ilustrasi membuat kartu kredit BRI (unsplash/annika wischnewsky)

Selanjutnya, mayoritas responden juga meyakini bahwa risiko perbankan pada triwulan I-2025 masih terjaga dan terkendali. Hal ini terlihat dari Indeks Persepsi Risiko (IPR) sebesar 55 atau berada pada zona keyakinan bahwa risiko cukup manageable, seiring dengan keyakinan bahwa risiko kredit dan risiko pasar yang tetap terjaga.

Responden juga meyakini bahwa kualitas kredit tetap baik, Posisi Devisa Netto (PDN) pada level rendah dengan aset dan tagihan dalam valuta asing (valas) yang lebih besar dibandingkan kewajiban valas (long position).

Serta rentabilitas masih akan meningkat seiring dengan kenaikan penyaluran kredit. Selanjutnya, risiko likuiditas juga diperkirakan masih terjaga stabil dibandingkan triwulan sebelumnya. Ekspektasi terhadap kinerja perbankan pada triwulan I-2025 juga optimis dengan Indeks Ekspektasi Kinerja (IEK) sebesar 74.

"Dari sisi penghimpunan dana, responden memperkirakan bahwa pada triwulan I-2025, DPK juga akan tumbuh meningkat sejalan dengan kegiatan ekonomi yang semakin membaik dan usaha bank memperoleh sumber dana untuk mendukung pertumbuhan kredit," kata Dian.

Perbankan prediksi ekonomi global melambat, ini sebabnya

Ilustrasi Ekonomi Global (Freepik)

Pada SBPO, OJK juga menghimpun informasi terkait outlook ekonomi global dan Indonesia tahun 2025. Berdasarkan hasil SBPO diperoleh bahwa pertumbuhan ekonomi global diperkirakan melambat. Hal ini didorong oleh ketidakpastian kondisi global seiring dengan masih cukup tingginya tensi geopolitik dan potensi terjadinya trade war.

Selanjutnya, ekonomi Indonesia pada tahun 2025 diproyeksikan oleh responden tumbuh cukup stabil. Proyeksi tersebut didorong oleh penurunan suku bunga acuan, kebijakan ekonomi pemerintah yang pro growth, berakhirnya aksi wait and see oleh para investor untuk investasi kembali pasca tahun politik di 2024, serta inflasi yang diperkirakan masih terkendali.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
pingit aria mutiara fajrin
Editorpingit aria mutiara fajrin
Follow Us