Jakarta, FORTUNE - Perekonomian Australia kembali mengalami kontraksi sepanjang kuartal ketiga tahun ini. Diperkirakan itu merupakan dampak langsung karantina wilayah (lockdown).
Biro Statistik Australia dalam rilisnya mengemukakan bahwa perekonomian domestik pada Juli-September 2021 turun 1,9 persen secara kuartalan (quarter-to-quarter/qtq). Padahal, kuartal sebelumnya menyaksikan pertumbuhan 0,7 persen qtq.
Kontraksi tersebut lebih rendah dari perkiraan para ekonom yang mencapai minus 2,5 sampai 3 persen. Namun, itu tetap saja menjadikannya capaian terburuk ketiga dalam 62 tahun terakhir. Koreksi ekonomi paling dalam terjadi pada kuartal kedua 2020 sebesar 7 persen dan kuartal sama 1974 mencapai 2 persen.
“Mengingat latar belakang karantina di New South Wales, Victoria, dan Australian Capital Territory, ini adalah kinerja yang sangat kuat,” kata Sarah Hunter, kepala ekonom Australia BIS Oxford Economics, seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (2/12). Secara tahunan (year-on-year/yoy), ekonomi Australia tumbuh 3,9 persen.
Capaian perekonomian pada kuartal III-2021 memberikan sandaran lebih baik bagi pemulihan. Indikasinya terlihat dari konsumsi rumah tangga yang tumbuh 0,7 persen di sejumlah negara bagian yang tidak menerapkan karantina wilayah. “Hasil ini menyoroti bahwa begitu pembatasan dilonggarkan dan virus terkendali, ekonomi dapat pulih dengan cepat,” ujarnya.