Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
smbc.png
Ilustrasi Kantor Pusat SMBC Indonesia/Dok SMBC Indonesia

Intinya sih...

  • SMBC Indonesia mencatat laba bersih Rp634 miliar, naik 2% (yoy), didukung oleh pendapatan operasional yang meningkat 42% (yoy) menjadi Rp4,6 triliun pada Triwulan I-2025.

  • Kredit SMBC Indonesia naik tipis 1% (yoy) menjadi Rp188,1 triliun, dengan pertumbuhan kredit dari segmen retail sebesar 31% (yoy) dan Jenius sebesar 22% (yoy).

  • Total Dana Pihak Ketiga (DPK) SMBC Indonesia terkontraksi tipis 2% (yoy), namun dana pihak ketiga di segmen retail tumbuh 14% (yoy) menjadi Rp59,2 triliun. Deposito berjangka juga t

Jakarta, FORTUNE – PT Bank SMBC Indonesia Tbk (SMBC Indonesia) mampu membukukan laba bersih setelah pajak (konsolidasi) selama Januari-Maret 2025 mencapai Rp634 miliar. Capaian laba ini naik 2 persen (yoy).

Kinerja ini didukung oleh peningkatan pendapatan operasional sebesar 42 persen (yoy) menjadi Rp4,6 triliun pada Triwulan I-2025. Di tengah kondisi suku bunga yang masih tinggi serta tantangan ketidakpastian perekonomian global, Bank berhasil membukukan kenaikan pendapatan bunga bersih meningkat 34 persen (yoy) menjadi Rp4,1 triliun.

Capaian itu antara lain berasal dari pendapatan bunga dari kredit, penempatan aset likuid, dan pendapatan bunga bersih Grup OTO. Selain itu, pertumbuhan pendapatan juga dikontribusikan oleh pendapatan fee dari Grup OTO.

Kredit SMBC Indonesia naik 1%

Direktur Utama SMBC Indonesia, Henoch Munandar dalam acara SMBC Indonesia Economic Outlook 2025

Sementara itu, penyaluran kredit dari SMBC Indonesia mencapai Rp188,1 triliun atau tumbuh tipis 1 persen (yoy). Kredit tersebut didukung oleh segmen retail yang tumbuh 31 persen (yoy) berkat kontribusi dari Joint Finance (282 persen yoy).

Untuk penyaluran kredit dari Jenius juga tumbuh 22 persen (yoy), dan kredit mikro naik 29 persen (yoy). Di sisi lain, kredit usaha kecil dan menengah (UKM) mencatatkan pertumbuhan 2 persen (yoy) yang dapat membantu sektor UKM untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan membuka lebih banyak lapangan pekerjaan.

Sedangkan, kredit korporasi dan komersial lebih rendah sebesar 2 persen (yoy) akibat dinamika suku bunga, fluktuasi nilai tukar, dan persaingan pasar yang ketat yang mempengaruhi keputusan bisnis korporasi secara umum. 

DPK SMBC Indonesia terkontraksi 2%

Konferensi Pers Transformasi BTPN ke SMBC Indonesia/Dok SMBC Indonesia

Untuk total Dana Pihak Ketiga (DPK) SMBC Indonesia terlihat terkontraksi tipis 2 persen (yoy) menjadi Rp117,4 triliun, namun SMBC Indonesia tetap mempertahankan performa dana pihak ketiga di segmen retail dengan mencatat pertumbuhan sebesar 14 persen (yoy) menjadi Rp59,2 triliun.

Pertumbuhan dana pihak ketiga di segmen retail ini didukung oleh transformasi di sejumlah cabang di sejumlah kota sepanjang Triwulan I-2025, sebagai kelanjutan dari transformasi merek yang diluncurkan Bank menjelang akhir tahun 2024.

Sementara itu, deposito berjangka tumbuh 6 persen (yoy) menjadi Rp75,4 triliun, sehingga berdampak ke rasio CASA yang lebih rendah menjadi sebesar 36 persen. Segmen bisnis Jenius juga  terus memperkuat posisinya sebagai pemimpin sektor perbankan digital di Indonesia.

Jenius telah membukukan 6 juta pengguna terdaftar pada akhir Maret 2025, naik 8 persen (yoy). Jenius juga mencatat kenaikan dana pihak ketiga sebesar 19 persen menjadi Rp31,7 triliun. Pencapaian ini menunjukkan kontribusi penting Jenius dalam mendukung inklusi keuangan di Indonesia, termasuk memperluas akses ke layanan perbankan digital. Lebih lanjut, total aset SMBC Indonesia tumbuh tipis mencapai Rp240,1 triliun.

Editorial Team