SMBC Indonesia & IIF Teken Perjanjian US$15 Juta untuk Transaksi Valas

- Kerja sama bertujuan memfasilitasi transaksi valuta asing yang efisien, lindungi nilai tukar, dan optimalkan manajemen arus kas.
- SMBC Indonesia mencatat peningkatan laba bersih, penyaluran kredit, dana pihak ketiga, dan aset pada 2024.
Jakarta, FORTUNE - PT Bank SMBC Indonesia Tbk (SMBC Indonesia) dan PT Indonesia Infrastructure Finance (IFF) telah berkomitmen mendukung pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan infrastruktur berkelanjutan.
Baru-baru ini, keduanya mewujudkan komitmen tersebut dengan meneken perjanjian kerja sama dalam hal layanan perbankan transaksi valuta asing senilai US$15 juta atau lebih dari Rp245 miliar.
Dalam pernyataan tertulisnya kepada pers, Nathan Christianto, Head of Wholesale, Commercial and Transaction Banking SMBC Indonesia, menyatakan dukungan perusahaannya kepada IIF itu selaras dengan misi SMBC Indonesia mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia, yang salah satunya adalah melalui pembangunan infrastruktur.
"Kerja sama ini turut menjadi tonggak baru bagi kami dalam memberikan dukungan kepada IIF sebagai perusahaan afiliasi untuk bersinergi bersama mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih bermakna bagi Indonesia,” ujarnya, dikutip Selasa (18/3).
Bukan sekali ini saja SMBC berkolaborasi dengan IIF. Sebelumnya, mereka telah menjalin kerja sama referensi atas layanan keagenan dan fasilitas kredit jangka pendek untuk berbagai mata uang fasilitas loan on note. Nilai kerja sama itu Rp300 miliar.
Menurut Rizki Pribadi Hasan, Presiden Direktur Sementara & Direktur Keuangan IIF, kerja sama terbaru bertujuan memfasilitasi transaksi valuta asing yang efisien serta lindung nilai dari risiko nilai tukar. Selain itu, kerja sama itu diharapkan juga dapat mengoptimalkan manajemen arus kas.
"Melalui layanan perbankan dari Bank SMBC Indonesia, IIF dapat lebih efisien dalam mengelola risiko keuangan dan memastikan kelancaran operasional proyek-proyek infrastruktur yang didanai,” katanya dikutip Selasa (18/3).
Pada 2024, SMBC Indonesia merekam peningkatan pada departemen laba bersih, penyaluran kredit, dana pihak ketiga, dan aset.
Laporan keuangannya menunjukkan laba bersih setelah pajak pada tahun tersebut naik 10 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya menjadi Rp2,8 triliun.
Penyaluran kreditnya (konsolidasi) meningkat 15 persen menjadi Rp179,4 triliun per akhir 2024, dengan faktor pendorong terbesar berasal dari kredit ritel yang tumbuh 31 persen.
Total dana pihak ketiganya naik 12 persen menjadi Rp121,3 triliun, dengan saldo rekening koran dan rekening tabungan (current account & saving account/CASA) tumbuh 3 persen menjadi Rp45,6 triliun. Total deposito pun ikut naik dengan persentase 18 persen menjadi Rp75,7 triliun.
Peningkatan laba bersih (konsolidasi) itu didorong oleh pendapatan operasional yang meningkat 27 persen mencapai Rp17,4 triliun. Kontributor dari peningkatan itu adalah pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 26 persen menjadi Rp15,2 triliun, serta pendapatan lainnya yang naik 31 persen menjadi Rp2,2 triliun.