Jakarta, FORTUNE – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan, pesatnya pertumbuhan pengguna Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) membuat resah operator switching asing. Bahkan, saat ini jumlah dari pengguna QRIS di Indonesia telah melampaui jumlah pengguna kartu kredit.
“QRIS rupanya menyalip penggunaan credit card. Makanya, berbagai operator (asing) mulai jengah melihat bagaimana kita bisa bergerak cepat. Jumlah pengguna QRIS sudah mencapai 56 juta. Jadi, kita mempunyai resiliensi,” ujar Airlangga di pada acara 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di Jakarta, Kamis (16/10).
Dilansir dari data Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), jumlah pengguna kartu kredit hingga kuartal II-2025 hanya mencapai 18,80 juta dengan transaksi Rp111 triliun atau hanya tumbuh 3,4 persen (YoY).
Sedangkan transaksi QRIS mampu tumbuh 145,07 persen (yoy) di Agustus 2025. Apalagi, saat ini QRIS juga bisa digunakan di sembilan negara mencakup Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina, Vietnam, Laos, Brunei Darussalam, Jepang, dan Korea Selatan.
Seperti diketahui sebelumnya, pemerintah AS memang sempat khawatir dengan infrastruktur sistem pembayaran Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) dan QRIS. Sistem ini dianggap menghambat transaksi digital dari perusahaan asal AS. Hal tersebut tercantum dalam National Trade Estimate (NTE) Report on Foreign Trade Barriers 2025.