Jakarta, FORTUNE – PT Amartha Mikro Fintek (Amartha), perusahaan teknologi finansial (financial technology/fintech) bersama Katadata Insight Center (KIC), merilis hasil survei mengenai kondisi UMKM dalam menggunakan produk keuangan maupun adopsi layanan digital. Hasil laporan menunjukkan usaha kecil Indonesia pada dasarnya sudah melek akan keuangan, namun belum cakap digital dalam mengembangkan usahanya.
Dalam laporan bertajuk The Indonesia Grassroot Entrepreneur Report, pelaku usaha mikro dan ultra mikro sudah memiliki tingkat inklusi keuangan yang baik, dengan skor 84,33, berdasarkan Amartha Prosperity Index.
Meski demikian, tak banyak UMKM yang sudah memanfaatkan ranah daring untuk mengembangkan usaha mereka. Situasi ini tampak dari skor pada dimensi adopsi produk digital yang hanya sebesar 22,55.
“Jadi penggunaan teknologi masih sebatas pada keperluan komunikasi harian atau hiburan saja,” kata Aria Widyanto, Chief Risk & Sustainability Officer Amartha, dalam keterangan kepada media, dikutip Senin (18/4).
Sebagai catatan, Amartha Prosperity Index merupakan indeks yang disusun untuk memahami perilaku UMKM dalam ranah finansial dan digital. Indeks tersebut terbagi menjadi tiga kategori utama yang mengukur kesejahteraan berdasarkan tingkat inklusi keuangan, penggunaan produk finansial tingkat lanjutan, dan adopsi digita..
Survei tersebut menyasar 402 orang pelaku usaha mikro dan ultra mikro yang tersebar di sejumlah wilayah, di antaranya: Bodetabek, Jawa Tengah, Yogyakarta, Lampung, Sumatera Selatan, dan Sulawesi Selatan. Jajak pendapat ini dilakukan November tahun lalu.