Ilustrasi layanan cabang BCA/Dok BCA
Menanggapi hal tersebut, EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn mengaku tak khawatir bakal mengganggu likuiditas bank. Sebab, rasio loan at risk (LAR) BCA saat ini telah mencapai 6,1 persen pada kuartal III-2024 atau membaik dari posisi setahun lalu di angka 7,9 persen.
“Rasio kredit bermasalah atau NPL juga berada di tingkat yang terjaga sebesar 2,1 persen,” kata Hera kepada Fortune Indonesia di Jakarta, Selasa (29/10).
Sementara itu, sebelumnya Direktur BCA, Vera Eve Lim sempat menyatakan bahwa pihaknya senantiasa menyiapkan pencadangan dalam rasio keuangan untuk mengcover seluruh kredit macet BCA. Kondisi itu tercermin dari pencadangan LAR dan NPL ada pada tingkat yang memadai, masing-masing 73,5 persen dan 193,9 persen.
Terkait proses dan putusan hukum dari pengadilan niaga dari Sritex, lanjut Hera, BCA juga menghargai langkah hukum kasasi yang sedang diajukan oleh debitur yang bersangkutan.
“BCA terbuka untuk berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan terkait, termasuk dengan pihak kurator yang ditunjuk oleh pihak pengadilan dalam rangka mencapai solusi penyelesaian terbaik bagi debitur dan seluruh kreditur yang ada,” kata Hera.