FINANCE

BI Sebut Kredit Bisa Tumbuh 9,3% di 2022, Ini Pendorongnya

Hingga Maret 2022, penyaluran kredit masih tumbuh 6,6%.

BI Sebut Kredit Bisa Tumbuh 9,3% di 2022, Ini PendorongnyaIlustrasi Kredit/Bing.com
21 April 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Survei Perbankan Bank Indonesia (BI) menunjukkan, responden tetap optimis terhadap pertumbuhan kredit perbankan di Indonesia ke depan.  

Dengan demikian, BI memprakirakan pertumbuhan kredit pada 2022 sebesar 9,3 persen (yoy) atau meningkat dibandingkan 5,2 persen pertumbuhan pada 2021. 

"Optimisme tersebut antara lain didorong oleh kondisi moneter dan ekonomi, serta relatif terjaganya risiko penyaluran kredit," kata Direktur Kepala Grup Departemen Komunikasi BI Junanto Herdiawan melalui keterangan resmi di Jakarta, Kamis (21/4).
 

Permintaan kredit baru kuartal I-2022 melambat

Sementara itu, penyaluran kredit baru tumbuh positif pada kuartal I 2022 meski melambat dari periode sebelumnya. 

Hal ini terindikasi dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru kuartal I 2022 sebesar 64,8 persen, lebih rendah dibandingkan 87,0 persen pada kuartal sebelumnya. 

Junanto menjelaskan, berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan kredit baru yang melambat terjadi pada seluruh jenis kredit, terindikasi dari SBT positif yang lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya, baik pada kredit modal kerja (SBT 65,3 persen), kredit investasi (SBT 31,3 persen), maupun kredit konsumsi (SBT 46,8 persen).

Kuartal II-2022 kredit baru diprediksi tumbuh lebih baik

Meski demikian, pada kuartal II 2022 penyaluran kredit baru diprakirakan tumbuh lebih tinggi, terindikasi dari SBT prakiraan penyaluran kredit baru sebesar 79,0 persen. 

Sedangkan untuk standar penyaluran kredit pada kuartal II 2022 diprakirakan sedikit lebih longgar dibandingkan periode sebelumnya.  

Hal itu terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) negatif sebesar -0,4 persen atau turun dari 3,3 persen  pada kuartal sebelumnya. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh perkiraan penurunan suku bunga kredit yang dilakukan oleh sebagian bank.

Related Topics