FINANCE

Milenial dan Gen Z Dominasi Nasabah Wealth Management BCA

Milenial dominasi investor pasar modal.

Milenial dan Gen Z Dominasi Nasabah Wealth Management BCAIlustrasi BCA. Shutterstock/Sulastri
14 March 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencermati bahwa penduduk Indonesia yang didominasi generasi Z dan generasi milenial saat ini telah ‘melek’ investasi. 

EVP Divisi Wealth Management BCA Ugahary Yovvy mengungkapkan, 50 persen pengguna aplikasi investasi milik BCA yakni Wealth Management (Welma) ialah milenial dan gen Z. 

“Kami memang mendapat keberuntungan dari kesadaran masyarakat yang tinggi saat ini terhadap investasi, termasuk dari para nasabah milenial BCA," kata Yovvy melalui keterangan resmi di Jakarta, Senin (14/3). 

Seperti diketahui, Welma adalah aplikasi investasi dan asuransi yang dapat digunakan kapan pun dan di manapun. Ragam instrumen yang ditawarkan melalui Welma, antara lain reksadana, obligasi, dan asuransi. 
 

Milenial dominasi investor pasar modal

Yovvy mengungkapkan, jumlah investor di pasar modal Indonesia selama dua tahun terakhir meningkat tiga kali lipat. Di mana 81,5 persen didominasi oleh milenial dengan usia 40 tahun ke bawah. 

Yovvy menambahkan, saat ini instrumen investasi yang laris di kalangan investor adalah instrumen investasi dari perusahaan yang menjamin pelaksanaan ESG (Environment, Social, dan Government). Selain mempertimbangkan return yang konsisten dan risiko, investor juga melihat tanggung jawab dan komitmen perusahaan terhadap ekonomi berkelanjutan dan lingkungan.

Ini tips awal bagi investor pemula

Dengan fenomena tersebut, Yovvy juga memberikan tips kepada investor pemula. Menurut dia, milenial jangan cuma melihat keuntungannya ketika memutuskan untuk memilih instrument investasi tertentu. 

Karena menurutnya, imbal hasil yang tinggi cenderung berbanding lurus dengan risiko yang tinggi. Milenial juga perlu mencermati cara kerja instumen investasi dengan memperdalam literasi. 

“Jangan hanya ikut teman atau menjadi follower dari tren semata. Pilihlah instrumen investasi sesuai tujuan, kebutuhan, dan risikonya. Jangan juga meletakkan semua investasi pada satu instrumen. Jika sudah tahu risiko, siap juga untuk menerima risiko tersebut,” tambah Yovvy.

Related Topics