Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5308366/utang-pemerintah-dekati-rp-6000-t-di-akhir-november
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5308366/utang-pemerintah-dekati-rp-6000-t-di-akhir-november

Intinya sih...

  • Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia naik 2% menjadi Rp7.160 triliun pada Agustus 2025

  • Utang pemerintah tumbuh 6,7%, digunakan terutama untuk sektor kesehatan & sosial

  • Utang swasta mengalami kontraksi 1,1%, dengan ULN terbesar berasal dari sektor industri pengolahan dan jasa keuangan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNEBank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri Indonesia pada Agustus 2025 mencapai US$431,9 miliar atau sekitar Rp7.160 triliun, naik 2 persen secara tahunan (YoY). Kendati demikian, pertumbuhan ini melambat bila dibandingkan dengan pertumbuhan pada Juli 2025 yang mencapai 4,2 persen

“Perkembangan ini terutama bersumber dari melambatnya pertumbuhan utang luar negeri sektor publik dan kontraksi pertumbuhan utang luar negeri sektor swasta,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso melalui keterangan resmi di Jakarta, Rabu (15/10).

Meski demikian, Ramdan menyatakan struktur utang luar negeri Indonesia tetap sehat, hal ini didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Tercermin, rasio utang luar negeri Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hanya sebesar 30 persen pada Agustus 2025, serta dominasi utang luar negeri jangka panjang dengan pangsa 85,9 persen dari total utang luar negeri.

Utang pemerintah paling besar dimanfaatkan untuk sektor kesehatan & sosial

ilustrasi utang (IDN Times/Arief Rahmat)

Bila dilihat lebih rinci, utang luar negeri pemerintah tumbuh 6,7 persen mencapai US$213,9 miliar pada Agustus 2025. Ramdan menambahkan, perkembangan ini terutama dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) seiring ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi. 

“Sebagai salah satu instrumen pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), utang luar negeri dikelola secara cermat, terukur, dan akuntabel, serta pemanfaatannya terus diarahkan untuk mendukung pembiayaan program-program prioritas yang mendorong keberlanjutan dan penguatan perekonomian nasional,” katanya.

Berdasarkan sektor ekonomi, utang pemerintah paling besar dimanfaatkan untuk mendukung sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial dengan porsi 23,4 persen dari total utang luar negeri Pemerintah. Sementara itu, alokasi untuk jasa pendidikan mencapai 17,2 persen. Sedangkan alokasi untuk administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial capai 15,7 persen. Meski demikian, posisi utang pemerintah tersebut didominasi utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total utang luar negeri pemerintah.

Utang swasta terkontraksi 1,1%

ilustrasi utang (IDN Times/Arief Rahmat)

Di sisi lain, untuk posisi utang luar negeri swasta tercatat sebesar US$194,2 miliar atau mengalami kontraksi sebesar 1,1 persen (YoY) pada Agustus 2025. Nilai  utang luar negeri swasta tersebut bersumber dari utang luar negeri bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang terkontraksi sebesar 1,6 persen (YoY) dan utang luar negeri lembaga keuangan (financial corporations) yang tumbuh melambat menjadi sebesar 0,8 persen (YoY).

Berdasarkan sektor ekonomi, utang luar negeri swasta terbesar berasal dari sektor industri pengolahan; jasa keuangan dan asuransi; pengadaan listrik dan gas; serta pertambangan & penggalian, dengan pangsa mencapai 81,2 pesan terhadap total utang luar negeri swasta.

Ke depannya, Bank Indonesia dan pemerintah akan terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan utang luar negeri. Peran utang luar negeri juga akan terus dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.

Editorial Team