4 Merek Mewah Ini Masih Pegang Kendali di Tren Mode 2023

Ekspansi bisnis dalam permainan mode kelas atas.

4 Merek Mewah Ini Masih Pegang Kendali di Tren Mode 2023
Ilustrasi gerai Louis Vuitton. Shuterstock/Sorbis
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Permintaan merek fesyen mewah di seluruh dunia tetap kuat didorong para konglomerat dan orang-orang superkayadunia. 

Diperkirakan mencapai US$253,11 miliar pada 2021, pasar fesyen mewah global diperkirakan akan tumbuh hingga US$332,98 miliar pada 2029. Tingkat pertumbuhan tahunan gabungannya (CAGR) mencapai 4,0 persen.

Untuk membantu Anda memulai perjalanan berburu merek desainer dan tetap mengikuti tren, deretan jenama mode mewah ini patut masuk dalam radar pada 2023. Tidak hanya berpotensi menjadi trendsetter global, lihat apa yang sedang dilakukan oleh empat merek fesyen mewah terbaik ini dalam memperkuat eksistensi pada ranah global.

Chanel

Chanel No 5 Eau de Parfum/Dok.chanel.com

Didirikan oleh Gabrielle Bonheur "Coco" Chanel pada 1910, Chanel dikenal dengan produk kelas atas, desain klasik, dan kualitas tinggi. Chanel meluncurkan koleksi ready-to-wear, barang kulit, aksesoris fesyen, kacamata, parfum, kosmetik, perawatan kulit, perhiasan dan jam tangan. Di antara banyak koleksinya, the little black dress, Chanel No. 5 perfume , dan the Chanel Suit menjadi produk yang paling dikenal.

Melansir laman jumpstartmag, pada 2021 pendapatan Chanel meningkat saat penjualan pakaian, jam tangan, dan perhiasan mencapai level sebelum pandemi dengan pendapatan global US$15,6 miliar

Amerika Serikat, Cina, dan Prancis menyumbang sepertiga dari penjualan Chanel. Selanjutnya, setelah Amerika Serikat, Cina adalah pasar terbesar kedua Chanel untuk produk kecantikannya. 

Meskipun peminatnya tinggi, saat ini Chanel hanya memiliki 250 toko di seluruh dunia. Penjualan lebih banyak melalui situs resmi. Merek fesyen tersebut pun berencana membuka butik khusus untuk pelanggan dan menyiapkan anggaran besar. 

Butik Chanel diharapkan akan dibuka di pasar utama Asia pada awal 2023. Rumah mode asal Perancis ini juga akan mengembangkan sumber daya manusianya dengan mempekerjakan sekitar 3.500 orang, di antaranya akan menjadi rekanan penjualan.

Burberry

Dok. Burberry

Didirikan pada 1856, rumah mode mewah Inggris Burberry dikenal dengan trench coat klasik yang banyak dikenakan selebritas papan atas seperti Kate Moss dan Rihanna. Pola check pattern Burberry juga merupakan simbol dari merek tersebut. 

Check pattern Burberry telah digunakan dalam banyak koleksinya, mulai dari tas hingga kemeja hingga jas dan menjadi salah satu pola yang paling dikenal dalam mode global saat ini.

Setelah mengalami penurunan penjualan akibat pandemi, Burberry mengalihkan fokusnya ke e-commerce dan social commerce. Burberry berencana untuk berinvestasi lebih banyak dalam pengalaman omnichannel dengan memperluas janji temu langsung dan virtual serta acara klien. Hal itu untuk memberikan pengalaman berbelanja yang lebih mudah kepada pelanggannya.

Rumah mode mewah yang berkantor pusat di London, Inggris, tersebut juga ingin terus berinvestasi dalam kategori outwear mewah dan menggunakan material kulit. Selain itu, Burberry akan berupaya meningkatkan pendapatan dengan full-price sales.

Tahun lalu, Burberry mengerjakan ulang dan memperbarui situs webnya untuk menarik dan mempertahankan pelanggan digital. Salah satu cara meningkatkan interaktivitas adalah dengan menambahkan video, animasi, dan gerakan untuk menciptakan story telling produk yang interaktif. 

Hermès

Logo Hèrmes dan syal Hèrmes sutra antik tahun 1970-an seri Brides de Gala. Shutterstock/Fortgens Photography

Didirikan oleh Thierry Hermès pada 1837, merek mewah ini dikenal dengan keahlian tradisional dan bahan berkualitas. Hermès memulai dengan memproduksi baju zirah dan sadel untuk kelas atas di Paris. Kemudian memperluas desain untuk koleksi pakaian, perhiasan, dan lebih banyak lagi. Semua berbekal keandalan, pengetahuan, dan keahliannya di era revolusi industri–saat moda transportasi utama berubah dari kuda ke mobil. 

Meskipun pandemi menghantam dunia dengan keras, pendapatan perusahaan tumbuh hingga 42 persen. Laporan pendapatan konsolidasi grup mencapai US$10,1 miliar pada 2021. Perusahaan juga menunjukkan pertumbuhannya baru-baru ini, khususnya kinerja yang kuat di Asia, Amerika Utara, dan Eropa. 

Ke depan, Hermès tengah menyiapkan fondasi untuk masuk ke web3. Pada September 2022, merek tersebut mengajukan aplikasi merek dagang (trademark application) untuk menyertakan NFT, mata uang kripto, dan metaverse dalam model bisnisnya. Merek dagang akan terdiri dari perangkat lunak yang dapat diunduh untuk melihat, menyimpan, dan mengelola barang virtual, koleksi digital, dan mata uang kripto.

Hermès tidak hanya berencana membuka pasar online untuk pembeli dan penjual barang virtual, tetapi juga bertujuan menawarkan event melalui virtual dan augmented reality ataupun hybrid. Langkah ini demi menjadi sorotan dan mengambil posisi penting dalam “retail shop services” dan “representing virtual goods”.

Louis Vuitton

Dok. Statista

Didirikan pada 1854, Louis Vuitton memiliki berbagai macam penawaran produk—mulai dari koper, barang-barang kulit, dan fesyen hingga aksesori. Popularitasnya menjadikan merek mewah paling bernilai di dunia, dengan nilai merek atau brand value sekitar US$75,7 miliar. 

Studi terbaru menunjukkan, kesuksesan LV juga menjadi faktor merek ini paling banyak dipalsukan di antara merek-merek mewah tingkat atas, diikuti oleh Gucci dan Chanel.

Mengingat pengalamannya selama 160 tahun, label Prancis ini sekarang ingin memperluas ke pasar baru dengan hotel kelas atas. Kantor pusat Louis Vuitton di Paris akan direnovasi besar-besaran untuk menjadi etalase global terbesar merek tersebut. 

Selain itu, LV telah mengumumkan rencana untuk membuka toko Louis Vuitton Maison di Seoul, Korea Selatan. Kafe dan restorannya akan dirancang serta bermitra dengan koki bintang tiga Michelin, Alain Passard dari Arpège.

Masuk ke Metaverse, Louis Vuitton menghadirkan acara khusus seperti peragaan busana, pesta pribadi, dan acara eksklusif lainnya kepada pelanggan melalui realitas virtual. Misalnya dengan streaming peragaan busana di VR dan memungkinkan pelanggan untuk berpartisipasi secara virtual dari mana saja di dunia.

Satu persamaan di antara keempat merek ini, semuanya berlomba menjadi pionir di dunia maya lewat e-commerce dan tren teknologi terbaru untuk menjangkau khalayak lebih luas. Konsumen muda melek teknologi yang lebih suka berbelanja online dinilai berpotensi besar. 

Merek-merek fesyen mewah ini siap menghadapi tantangan dan tren di pasar global. Diprediksi pada 2023 akan lebih banyak merek mewah yang mencoba untuk menangkap daya beli milenial dan Gen Z yang tumbuh–yang akan mewakili 45 persen pasar mewah global pada tahun 2025.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

17 Film Termahal di Dunia, Memiliki Nilai yang Fantastis
Rumah Tapak Diminati, Grup Lippo (LPCK) Raup Marketing Sales Rp325 M
Bea Cukai Kembali Jadi Samsak Kritik Warganet, Ini Respons Sri Mulyani
Ada Modus Bobol Akun Bank via WhatsApp, Begini Cara Mitigasinya
Melonjak 109%, Bank Raya Kantongi Laba Rp9,16 Miliar
Stanchart: Kemenangan Prabowo Tak Serta Merta Tingkatkan Investasi