Kompleksitas Kemewahan di Jaeger-LeCoultre Polaris Perpetual Calendar

Elegan dan menawan, memadukan gaya sport dan kompleksitas.

Kompleksitas Kemewahan di Jaeger-LeCoultre Polaris Perpetual Calendar
Jaeger-LeCoultre Polaris Perpetual Calendar/Dok. Jaeger-LeCoultre
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Mengawali kuartal II-2022, jam tangan mewah asal Swiss, Jaeger-LeCoultre, kembali memperbarui seri Polarisnya. Disebut Jaeger-LeCoultre Polaris Perpetual Calendar. Jam tangan ini menjadi edisi terbaru yang paling canggih sejak peluncuran Memovox Polaris pada 1960.

Koleksi Polaris terbaru ini membuktikan bahwa desain sporty dan jam tangan penyelam dapat dipadukan dengan standar tinggi pembuatan jam tangan. Hal itu sekaligus mengokohkan citra Jaeger-LeCoultre sebagai pembuat jam yang produktif dan bukti keahliannya yang langka. Seperti jam tangan buatan Jaeger-LeCoultre lainnya, sudah pasti Polaris Perpetual Calendar dibekali dengan spesifikasi yang canggih dan memikat.
 

Mahakarya atas kalender abadi

JAEGER-LECOULTRE POLARIS PERPETUAL CALENDAR/Dok.JAEGER-LECOULTRE

Kalender abadi yang membutuhkan pengerjaan rumit menjadi nilai tambah bagi siapa pun yang menjadikannya sebagai koleksi. Perlu diingat bahwa arloji perpetual calendar sulit dibuat karena adanya tahun kabisat dan jumlah hari yang berbeda dalam bulan.

Ini terjadi akibat anomali antara cara kita mengukur waktu dengan fenomena langit yang menjadi dasar pengukuran tersebut. Akibatnya, bagi pembuat jam, kalender abadi adalah salah satu komplikasi yang paling menantang untuk dikuasai. Layaknya sebuah komputer mekanik mini, sistem harus secara otomatis menyesuaikan panjang yang berbeda setiap bulan, bahkan untuk tahun kabisat.

Tidak seperti jam dengan petunjuk tanggal biasa yang perlu disesuaikan pada akhir bulan (karena tidak semua bulan terdiri dari 31 hari), sistem perpetual calendar tidak memerlukan koreksi manual hingga tahun 2100.

Seperti diketahui, peradaban kuno mendefinisikan satu tahun sebagai waktu yang dibutuhkan Matahari untuk kembali ke posisi yang sama di langit, menyelesaikan satu siklus penuh musim. Tahun matahari ini berlangsung sekitar 365,2425 hari dan dipakai dalam pembuatan kalender pertama. Namun, agar genap, maka tahun kalender dihitung hanya 365 hari, alias hampir enam jam lebih pendek dari tahun matahari.

Oleh karena alasan itu, Julius Caesar memperkenalkan Kalender Julian pada 46 SM, dengan menambahkan satu hari ekstra pada bulan Februari setiap tahun keempat. Namun, ini merupakan kompensasi yang berlebihan. Kemudian pada tahun 1582, Paus Gregorius XIII menghapus beberapa tahun kabisat.

Menurut Kalender Gregorian yang kita gunakan sampai hari ini, setiap tahun yang habis dibagi 4, adalah tahun kabisat; namun, jika dapat juga dibagi 100, itu bukan tahun kabisat (misalnya 1900, 2100); namun demikian, tahun keseratus yang dapat dibagi 400 adalah tahun kabisat (2000, 2400). Karena sulitnya menciptakan mekanisme kompleks seperti itu dalam skala kecil sebuah jam tangan, maka arloji perpetual calendar selalu dianggap sebagai mahakarya.

Memadukan gaya sport dengan teknikal

JAEGER-LECOULTRE POLARIS PERPETUAL CALENDAR/Dok.JAEGER-LECOULTRE

Jaeger-LeCoultre memadukan estetika jam tangan sport dengan fitur kalender abadi yang terkesan ilmiah dan teknikal. Kreasi tersebut berhasil tercipta jam tangan yang apik, dari sisi fungsi maupun desain. Penyematan kalender abadi pada Polaris Perpetual Calender sebenarnya sudah dimulai sejak 2013.

Jaeger-LeCoultre kemudian menghidupkan kembali nama Polaris pada 2018 untuk memosisikannya sebagai jam tangan sport kelas atas. Empat tahun berlalu, tampilan Polaris dengan kalender abadi semakin kokoh berkat penggunaan casing berukuran 42 mm dengan ketebalan 11.97 mm.

Berbagai fitur dalam kalender abadinya juga mempermudah pengguna untuk melihat indikator hari dalam seminggu, bulan, tanggal, tahun empat digit, dan tahun kabisat. Indikator tersebut dirancang Jaeger-LeCoultre secara presisi di bagian dial yang dibalut warna biru tua. Tampilan fase bulan yang terperinci untuk Belahan Bumi Selatan dan Utara juga tersedia. Satu untuk belahan bumi selatan ditunjukkan oleh retrograde hand. Skala jam tangan penyelam khas Polaris turut ditempatkan di bawah kristal safir dengan balutan bezel berwarna emas.

Mesin Calibre 868AA

JAEGER-LECOULTRE POLARIS PERPETUAL CALENDAR/Dok.JAEGER-LECOULTRE

Menariknya, Jaeger-LeCoultre menyematkan mekanisme otomatis pada Polaris Perpetual Calender dengan mesin Calibre 868AA bercadangan daya 70 jam yang pergerakannya bisa dilihat secara transparan di belakang casing stainless steel-nya.

Koleksi terbaru Jaeger-LeCoultre hadir dalam dua varian Polaris Perpetual Calender. Pertama, varian baja yang dilengkapi bracelet baja atau rubber strap. Kedua, varian emas yang bracelet-nya dibekali rubber strap atau kulit buaya.

Kedua varian Polaris Perpetual Calender dibanderol Jaeger-LeCoultre dengan harga yang berbeda. Varian emas dihargai Rp598 juta dan varian baja dibanderol senolai Rp406 juta.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M