Metaverse Booming, Belanja Baju & Make Up Kini untuk Mendandani Avatar

Jenama fesyen dan kecantikan tak mau ketinggalan.

Metaverse Booming, Belanja Baju & Make Up Kini untuk Mendandani Avatar
Gucci Vault METAVERSE & NFT/Dok. vault.gucci.com
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Mencoba produk secara virtual lalu membayar dengan cryptocurrency demi avatar menjadi kian populer. Merek pun cepat beradaptasi dengan ‘taman bermain’ digital baru, yang dikenal sebagai metaverse. 

Laporan McKinsey & Company dan Business of Fashion 'State of Fashion' mengungkapkan para pemimpin industri sedang melihat perbatasan pada dunia Metaverse.

"Ada semakin banyak 'dunia kedua' di mana Anda bisa mengekspresikan diri (namun) mungkin ada yang meremehkan nilai yang melekat pada individu yang ingin mengekspresikan diri mereka di dunia virtual dengan produk virtual, (melalui) persona virtual," kata Chief Marketing Officer Gucci, Robert Triefus dalam laporan tersebut dikutip dari CNN International, Kamis (30/6).

CEO & Co-Founder WIR Group Michael Budi mengatakan, metaverse dengan perangkat augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) dapat digunakan oleh masyarakat luas dan perusahaan. Tujuan penggunaan metaverse untuk meningkatkan kinerja bisnis dan meningkatkan penjualan.

"Saat ini banyak yang berlomba masuk metaverse karena infrastruktur yang sebelumnya lebih mahal, kini lebih terjangkau," kata Michael dalam webinar Indonesia Data and Economic Conference (IDE) Katadata 2022 Februari lalu. Dia menambahkan, dengan platform metaverse, orang tidak hanya mengkonsumsi tapi juga menghasilkan atau memproduksi. Bagaimana para brand fesyen dan kosmetik memanfaatkan celah ini dan sejauh mana bermanuver di metaverse?

Butik virtual untuk mendandani avatar

Ilustrasi metaverse online store. Shutterstock/naratrip

Pengalaman ini sebenarnya dimulai pada awal 2000-an, sudah ada pengalaman piksel dari Dollz hingga Animal Crossing. Industri game juga meletakkan dasar pada mode digital, dengan pakaian atau 'skins' seperti pada Overwatch dan Fortnite. Pemain besar fesyen juga telah memulai memanfaatkan pasar game. Misalnya, saja Louis Vuitton mendesain skin untuk League of Legends pada 2019. Ralph Lauren turut menawarkan aksesoris avatar lewat Roblox. NFT juga dimanfaatkan oleh para raksasa fesyen, seperti Dolce & Gabbana yang menjual habis koleksi musim gugur senilai 1.885.719 ETH, yang saat itu setara US$6 juta.

Jenama global lainnya, Nike, bermain di ranah metaverse lewat Nikeland. Metaverse dipilih sebagai jalan keluar memasuki dunia lain yang lebih masif, khususnya dengan mengenalkan produk-produk eksklusif, menjalankan aktivitas digital yang kian maya. Sejak Nikeland dirilis di Roblox pada November 2021 silam, telah yang telah diunduh lebih dari 500 juta pengguna.

Memasuki ruang virtual melalui Drest, aplikasi fashion digital, Gucci Beauty adalah merek pertama yang meluncurkan mode kecantikan aplikasi, yang memungkinkan para pengguna untuk bereksperimen dengan 29 produk kecantikan virtual mereka. Segera setelah itu, Nars dan Drest meluncurkan kampanye kecantikan Sembilan hari, di mana penampilan dapat disesuaikan dengan model avatar, menggunakan 30 produk mereka. Konsumen kemudian dapat menyimpan tampilan dan produk di moodboard yang dapat dilakukan personalisasi.

Di lain sisi, pakaian virtual juga menawarkan harga lebih terjangkau pada merek mewah. Misalnya, sepatu digital merek Gucci senilai US$12 pada musim semi lalu. Ada dampak pada lingkungan juga dengan tren pakaian digital, di mana mengonsumsi lebih sedikit karbon dan menghemat air dari baju yang dihasilkan. "Ini menciptakan kembali seluruh rantai pasokan," kata ahli strategi teknologi konsumen untuk WGSN, Caitlin Monahan.

Menjadi cantik di metaverse

Metaverse Estée Lauder/Dok. Estée Lauder

Dilansir dari Coindesk, raksasa kosmetik global L'Oréal pun merambah metaverse dan Non-fungible tokens (NFT). Pada Februari, perusahaan mengajukan izin untuk brand-nya antara lain Maybelline, Pureology, Urban Decay, dan Redken. Termasuk pula Kiehl's yang menghadirkan parfum virtual di metaverse. 

Merek terkenal lainnya, seperti Lottie London, Charlotte Tilbury, YSL, Gucci, dan Nars sudah melompat ke metaverse mulai Februari tahun ini. Rihanna juga baru saja mengajukan merek dagang Fenty untuk merek Savage X Fenty dan Fenty Beauty miliknya.

Estée Lauder juga memasuki Decantraland baru-baru ini dan merupakan merek kecantikan eksklusif yang melakukan kerja sama dengan Metaverse Fashion Week pada bulan Maret lalu. Mengundang pengguna untuk masuk ke dalam “botol cokelat kecil” dari Advanced Night Repair yang ikonik, mereka membuka POAP eksklusif dan satu NFT yang dapat digunakan untuk memberi efek aura bercahaya pada avatar mereka yang dapat bertahan tergantung keinginan pengguna.

Tak mau ketinggalan, Omnichannel Retail Indonesia yang sudah bertransformasi sejak April 2022 dengan menjadi Self Inc Retail Indonesia (The Self Inc), meluncurkan fitur AI dan metaverse untuk pengalaman berbelanja produk fesyen dan kecantikan.

“The Self Inc merefleksikan ragamnya produk fashion dan beauty, serta teknologi AI dan metaverse yang kami hadirkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan kami yang berbeda satu dengan yang lain,“ ujar CEO The Self Inc Bruno Hasson, dalam keterangannya, dikutip Kamis (30/6).

Mesin analisis kondisi kulit berbasis AI menggunakan teknologi yang dikembangkan Allure. Terdapat pula AI skin analyzer, AI product & service recommendation, hingga Skin Diary yang dapat mengukur perkembangan kondisi kulit pengguna dalam bentuk catatan personal dan AR Make-up TryOn yang memudahkan pembeli dalam mencoba beragam bentuk tampilan rias dalam augmented reality. Rencana lainnya, The Self Inc akan meluncurkan metaverse pada kuartal pertama tahun 2023. 

Mengikuti perkembangan zaman, merek skincare lokal Seger Snow juga merambah dunia metaverse. Jenama perawatan wajah yang berbasis di Bandung ini menciptakan dan mendaftarkan karakter SNOWY sebagai NFT di Blockchain Ethereum pada awal April 2022.

Dengan begitu, jenama skincare yang sudah berdiri sejak tahun 1954 ini menjadi yang pertama memasuki dunia ,metaverse di Indonesia. Hal itu diungkap Direktur Utama PT Seger Surya Trisno Teddy yang menjadi pemegang merek dagang Seger Snow.

Trisno menjelaskan, dengan menggunakan mekanisme tertentu, Seger Snow akan membagikan NFT Collectible atau koleksi NFT SNOWY kepada pengguna Seger Snow. Setiap pemilik NFT SNOWY akan mendapatkan fasilitas promo spesial serta giveaway menarik, serta otomatis akan tergabung dalam komunitas SNOWY World. 

“Para anggota komunitas dapat berinteraksi, bertukar pikiran, serta dapat membagi informasi seputar dunia skincare maupun kecantikan. Harapan kami SNOWY World  dapat menjadi komunitas pelopor yang dapat membawa brand skincare asli Indonesia agar lebih dikenal di dunia internasional,” kata Trisno dalam keterangannya.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Cara Daftar OpenSea dengan Mudah, Lakukan 6 Langkah Ini
11 Bahasa Tertua di Dunia, Ada yang Masih Digunakan
GoTo Lepas GoTo Logistics, Bagaimana Nasib GoSend?
BTPN Syariah Bukukan Laba Rp264 miliar di Kuartal I-2024
Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Microsoft Umumkan Investasi Rp27 Triliun di Indonesia