ONYX H2-BO 85 Superyacht Pertama di Dunia Bertenaga Hidrogen

Tenaga penggerak berasal dari udara laut.

ONYX H2-BO 85 Superyacht Pertama di Dunia Bertenaga Hidrogen
Superyacht ONYX H2-BO 85/Dok. MASK Architects
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - MASK Architects, pemasok kapal pesiar yang berbasis di Italia meluncurkan ONYX H2-BO 85, kapal superyacht pertama di dunia yang menggunakan hidrogen dari udara laut sebagai sumber energi. 

Dengan tinggi 279 kaki, kapal pesiar ini tak hanya mewah tetapi juga bertanggung jawab terhadap lingkungan. Selain itu, interiornya yang mengagumkan berpadu teknologi inovatif menarik perhatian para penggemar superyacht.

Kapal pesiar ini mengutamakan keberlanjutan melalui kombinasi elektrolisis dan turbin hidroelektrik, yang secara signifikan mengurangi dampak lingkungan. Secara sederhana, ONYX H2-BO 85 tidak menciptakan emisi gas berbahaya dan berkontribusi positif terhadap kesehatan lingkungan laut dengan mengurangi jejak ekologinya. Demikian melansir Luxury Launches, Kamis (19/10).

Udara laut dari sekitarnya diambil dan diproses sebelum dijalankan elektrolisis, yang memecah molekul udara menjadi gas hidrogen dan oksigen. Hidrogen kemudian disimpan dengan aman, siap digunakan sebagai sumber bahan bakar untuk mesin, generator, atau sel bahan bakar. 

Turbinnya menggunakan energi kinetik dari udara sekitar dan unggul dalam efisiensi energi dibandingkan generator tradisional. Hal ini menghilangkan kebutuhan akan cadangan bahan bakar besar dan menyediakan energi kapal, terutama saat berlayar atau berlabuh dengan kecepatan rendah. 

Menjawab masalah lingkungan

Dok. MASK Architects

MASK Architects mengklaim inovasi ini membantu menangani banyak masalah lingkungan yang muncul dari ketergantungan kapal besar pada bahan bakar fosil. Selain itu, penggunaan tenaga hidrogen dapat membantu penghematan biaya jangka panjang yang besar. 

Jika janji penghematan biaya dan pelestarian lingkungan tidak cukup membuat pemiliknya tersenyum, maka kabin mewah dan lounge eksklusif pada kapal pesiar ini pasti akan memukau para tamu. 

Sejarah mencatat bahwa kapal-kapal semacam ini sering dijuluki 'pembunuh iklim'--dan hal ini memang masuk akal. Laporan emisi CO2 tahun 2018 menunjukkan bahwa Roman Abramovich dari Rusia sendiri bertanggung jawab atas 22.400 ton emisi, melebihi total emisi di negara kepulauan Tonga. 

Di belakangnya adalah David Geffen, yang menggunakan superyacht senilai US$590 juta, Rising Sun, menghasilkan jejak karbon sebesar 16.320 ton.

Related Topics

YachtKapal Pesiar

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Membuat Akun PayPal dengan Mudah, Tanpa Kartu Kredit!
UOB Sediakan Kartu Kredit Khusus Wanita, Miliki Nasabah 70 ribu
Survei BI: Tren Harga Rumah Tapak Masih Naik di Awal 2024
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus tapi Iuran Tetap Beda, Seperti Apa?
IBM Indonesia Ungkap Fungsi WatsonX Bagi Digitalisasi Sektor Keuangan
Saksi Sidang Kasus Korupsi Tol MBZ Sebut Mutu Beton Tak Sesuai SNI