"The Theater of Me" Jejak Perubahan Politik & Sosial Karya Agus Suwage

Karya Agus Suwage dipamerkan di Museum MACAN.

"The Theater of Me" Jejak Perubahan Politik & Sosial Karya Agus Suwage
Perupa Agus Suwage./Instagram/@museummacan
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Mengunjungi tempat bersejarah atau menyimpan koleksi karya seni patut menjadi alternatif pengisi waktu, terutama saat akhir pekan. Salah satu yang bisa Anda sambangi yakni, Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (MACAN).

Museum MACAN memamerkan karya perupa Agus Suwage bertajuk "The Theater of Me", mulai 4 Juni sampai 15 Oktober 2022. Pameran dikembangkan oleh Museum MACAN dan dikurasi oleh direktur Museum, Aaron Seeto.

Pameran "Agus Suwage: The Theater of Me" adalah upaya besar dari Museum MACAN untuk memastikan bahwa perupa terkemuka Indonesia memiliki kesempatan untuk memamerkan karyanya kepada masyarakat, demikian dikutip dari siaran pers pada Senin, (13/6).

Siapa Agus Suwage?

source_name

Agus Suwage tergolong sebagai perupa terkemuka Indonesia yang praktik berkeseniannya muncul di tengah gejolak perubahan sosial dan politik Indonesia menjelang Reformasi pada pertengahan 1990-an.

Karyanya secara mendalam mengungkapkan harapan dan rasa frustrasi dari generasi yang terhanyut dalam pergeseran kekuasaan dan identitas, yang dipengaruhi baik oleh pembaruan nasional maupun globalisasi. Diungkapkan melalui narasi yang intim dan personal, karyanya membahas tema-tema budaya dan politik secara luas, dan membantu penikmatnya memahami skema kekuasaan dan otoritas yang memengaruhi kehidupan masyarakat saat ini. 

Beranjak dari perenungan pribadi yang mendalam dan pengamatan tajam terhadap masyarakat dan politik, pameran ini mengeksplorasi perkembangan karya Agus Suwage dengan melihat hubungan antara mimpi-mimpi individu dan kesadaran akan tanggung jawab, serta peran perupa dalam membuka ruang untuk menyuarakan kritik sosial.

Selama lebih dari 25 tahun, Suwage telah menciptakan potret-potret diri untuk menyelidiki posisi dirinya sebagai subjek terkait konteks sosial di sekelilingnya. Sang perupa telah menyatakan bahwa membuat potret diri adalah upaya untuk mengkritik diri dan bahwa seseorang harus selalu berlatih mengkritik diri sendiri sebelum orang lain. 

Jejak perubahan politik dan sosial

source_name

Sejumlah karya penting bersejarah dibuat Agus Suwage pada pertengahan hingga akhir 1990-an di Jakarta, ketika ibu kota negara (dan Indonesia) pada saat itu sedang menghadapi perubahan politik dan sosial yang masif.

Salah satunya adalah karya berjudul "Maka Lahirlah Angkatan 90-an" merupakan respons terhadap karya S. Sudjojono yang berjudul "Maka Lahirlah Angkatan 66’".

Uniknya, dua karya tersebut memperlihatkan seorang laki-laki yang sedang memegang kaleng cat dan kuas. Pada karya Agus Suwage tersebut, sang laki-laki kebetulan terlihat memegang kaleng cat Mowilex Emulsion yang berwarna biru.

Sejumlah persiapan pameran dilakukan oleh Museum MACAN dimulai dari membuat desain pameran hingga pengecatan menggunakan warna-warna cat dari Mowilex pada area pameran Agus Suwage.

Museum MACAN menggunakan empat warna cat Mowilex Emulsion, yaitu warna hijau pekat Divided Sky, warna coklat Vintage, warna coklat muda yaitu Misty Morning dan warna putih cemerlang yaitu Putih Prima dengan kode warna (Emulsion VIP E-1000). Warna-warna ini yang menjadi cat pada bidang-bidang museum MACAN lainnya.

"Kami merasa sangat terhormat dapat mendukung keberlangsungan pameran Agus Suwage: The Theatre of Me, sebagai merek cat yang telah diproduksi dari tahun 1970 di Indonesia, kaleng Mowilex yang hadir pada salah satu karya Agus Suwage merupakan sebuah tanda bukti sejarah, bahwa telah selama itu pula Mowilex menjadi bagian dari sejarah pembangunan Indonesia," ujar Anna Yesito Wibowo, Direktur Marketing PT Mowilex Indonesia.

Gagasan sakral penuh makna

source_name

Berbagai gagasan seperti ingatan, rasa takut, keterasingan, angan-angan, identitas perseorangan, dan humor terjalin dengan komentar sosial secara umum. Jauh dari analogi dan pengamatan sederhana tentang dunia yang terus berubah di sekitarnya, karya Agus Suwage menjadi lebih kompleks dengan adanya interogasi diri secara terus-menerus, serta penggalian mitos dan simbol yang membingkai kompleksitas hubungan manusia dan kekuatan politik nasional, yang menguraikan cita-cita bangsa dan korupsi yang menyedihkan. 

Karya-karyanya merujuk pada sejarah seni rupa Indonesia dan dunia, filsafat, musik, dan politik, serta mengidentifikasi pendekatan artistik dan keterhubungan konsep yang serupa dengan perupa lainnya, melintasi batas ruang dan waktu. 

Karya-karya Agus Suwage dapat Anda nikmati di Museum MACAN sampai 15 Oktober 2022. Untuk menghindari tidak kebagian tiket saat membelinya langsung, Anda bisa membelinya terlebih dahulu dari situs web resmi www.museummacan.org atau mitra tiket lainnya, seperti Traveloka, Tiket.com, Go-Tix, dan Klook.

Setelah membelinya, Anda hanya tinggal menunjukkannya di bagian tiket sebelum masuk ke venue pameran. Jangan lupa tetap menerapkan protokol kesehatan selama berkunjung ke Museum MACAN.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Cara Daftar OpenSea dengan Mudah, Lakukan 6 Langkah Ini
11 Bahasa Tertua di Dunia, Ada yang Masih Digunakan
GoTo Lepas GoTo Logistics, Bagaimana Nasib GoSend?
BTPN Syariah Bukukan Laba Rp264 miliar di Kuartal I-2024
Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Microsoft Umumkan Investasi Rp27 Triliun di Indonesia