Met Gala: Sejarah dan Dampaknya terhadap Industri Fesyen Mewah

Met Gala menghasilkan dana sebesar 8 digit per tahun.

Met Gala: Sejarah dan Dampaknya terhadap Industri Fesyen Mewah
Met Gala. (Shutterstock/Sky Cinema)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Kim Kardashian menuai perhatian warganet karena mengenakan gaun bersejarah yang bernilai jutaan dolar di gelaran Met Gala 2022. Sebelumnya, Marylin Monroe lah yang menggunakan gaun berhias kristal tersebut.

Mengutip The Guardian, Rabu (4/5), Jean Louis secara khusus merancang busana glamor yang dipakai ketika Monroe menyanyikan lagu Happy Birthday, Mr. President untuk John F. Kennedy itu.

Selain Monroe, belum ada lagi yang pernah memakai gaun itu—sebab biasanya pakaian itu hanya disimpan dalam lemari besi dengan suhu yang dikontrol.

Tak ayal, momen Kim memakai gaun itu jadi sorotan. Apalagi, Met Gala—acara yang dihadiri Kim—sendiri punya nama besar di industri mode. Pada 2022, Met Gala kembali digelar di pekan pertama Mei, setelah dua tahun terganggu jadwalnya akibat gelombang Covid-19. Tema pameran bagian kedua , In America: An Anthology of Fashion.

Pameran mode itu sudah dikenal di penjuru dunia fesyen. Bahkan telah membawa dampak besar bagi industri fesyen mewah.

Apa itu Met Gala?

Fesyen di Met Gala 2018. (Shutterstock/Andrea Izzotti)

Met Gala dirintis sebagai acara amal guna menyokong Institut Kostum milik Metropolitan Museum of Art. Namun, gelaran itu mulai beralih menjadi perayaan paling glamor setelah Vogue mengambil kendali pada 1972.

Di bawah pimpinan legenda Anna Wintour sejak 1995, Met Gala menjadi pameran fesyen tahunan ternama. Wintour membuat acara itu menjadi lebih eksklusif dengan meninjau daftar tamu hingga meningkatkan harga tiket.

Melansir Vue.ai, daftar tamu termasuk nama besar seperti Putri Diana hingga Rihanna. Untuk tahun ini misalnya, Elon Musk turut diundang menghadiri Met Gala.

Setiap temanya ditujukan mewakili perkembangan zaman dan tiap kelompok masyarakat. Misalnya, tema Camp: Notes on Fashion yang terinspirasi dari esai Susan Sontag (1964) ihwal merayakan perbedaan dan stereotipe di dunia fesyen.

Dampak Met Gala terhadap industri fesyen global

Ilustrasi pakaian mewah di butik. Shutterstock/tartanparty

Akhirnya, Met Gala berevolusi dari acara amal menjadi pameran fesyen tahunan yang begitu dinanti. Akan tetapi, tujuan menggalang dananya tak serta merta hilang.

Industri fesyen mewah merasakan manfaat besar dari Met Gala. Dari memprediksi potensi pasar global sampai mencetak pendapatan secara efektif. Berdasarkan laporan Vogue, acara itu menghasilkan dana sebesar 8 digit setiap tahunnya.

Sebagai contoh, pada 2015 Met Gala menyoroti tema Through the Looking Glass yang mengeksploras pengaruh motif Cina—di kostum, seni, lukisan, dan karya kreatif lain—terhadap mode Barat. Meski memacu perdebatan seperti apropriasi budaya, ada dampak positif dari gelaran Met Gala saat itu. Pasar ritel Cina yang belum dijelajahi memperoleh eksposur global.

Selama lima tahun terakhir, pasar barang mewah Cina tumbuh eksponensial. Bahkan, para ahli memproyeksikan Cina bakal menggantikan Amerika Serikat (AS) menjadi pasar mode terbesar dunia. Presiden Grup LVMH di Cina, Andrew Wu memperingatkan, pasar mewah di sana tak bisa diremehkan.

Selain itu, pakar industri menilai, acara itu membantu merek untuk tetap relevan dan terhubung dengan pembeli. Karena itulah, mereka rela merogoh kocek levih dari ribuan hingga jutaan dolar. “Met Gala merupakan puncak seni, mode, dan budaya,” ujar Andrew.

Penjualan tiketnya menjadi salah satu sumber pendapatan utama Met Gala. Satu tiket dihargai US$30 ribu; bila seseorang memesan seluruh meja, maka estimasi tagihan bisa mencapai US$275 ribu.

Efek domino lain, yakni: pemberdayaan tenaga kerja di industri fesyen mewah. Sebab, satu gaun yang dipakai oleh para pesohor melibatkan banyak pihak selain desainer utama.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Cara Daftar OpenSea dengan Mudah, Lakukan 6 Langkah Ini
11 Bahasa Tertua di Dunia, Ada yang Masih Digunakan
GoTo Lepas GoTo Logistics, Bagaimana Nasib GoSend?
BTPN Syariah Bukukan Laba Rp264 miliar di Kuartal I-2024
Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Microsoft Umumkan Investasi Rp27 Triliun di Indonesia